Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Polisi Aktif, Irjen Djoko Susilo Tak "Nyoblos"

Kompas.com - 09/04/2014, 14:05 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo tidak memilih calon legislatif dalam Pemilu Legislatif 2014, Rabu (9/4/2014). Jenderal polisi yang divonis 18 tahun penjara itu tidak memilih karena statusnya masih polisi aktif. Sesuai aturan, polisi aktif dilarang terlibat dalam politik praktis, termasuk memilih dalam pemilihan umum.

"DS (Djoko Susilo) tidak mencoblos karena masih aktif (polisi)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha.

Djoko belum diberhentikan dari kepolisian karena vonisnya belum berkekuatan hukum tetap. Pihak pengacara Djoko masih mengajukan kasasi atas putusan banding yang ditetapkan majelis hakim PT DKI Jakarta. Dalam putusan tersebut, Djoko juga dicabut hak memilih dan dipilihnya.

Hari ini, 22 tahanan KPK akan melaksanakan pemilihan legislatif di tempat pemungutan suara (TPS) yang berlokasi di Rutan Gedung KPK. Kedua belas tahanan itu adalah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum; mantan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alifian Mallarangeng; mantan kepala SKK Migas Rudi Rubiandini; pelatif golf Deviardi; dan pengusaha Budi Susanto. Tahanan lainnya adalah mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq;  sahabat Luthfi, Ahmad Fathanah; Bupati Gunung Mas Hambit Bintih; pengusaha Cornelis Nalau;  mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Tafsir Nurhamid; mantan Kepala Bappebti Sahrul Sampurna; pegawai Mahkamah Agung Djodi Supratman; jaksa Subri; mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya; pengacara Mario C Bernando; pengusaha Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan; pengacara Susi Tur Andayani; pengusaha Diah Soembedi; dan pengusaha Anggoro Widjojo.

Selain 22 tahanan tersebut, KPK memberikan kesempatan kepada politikus PDI-Perjuangan, Emir Moeis untuk melaksanakan pileg di rumah sakit. Emir dirawat di RS Harapan Kita karena sakit jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com