Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Pengalaman Politik, Ini Cawapres yang Cocok untuk Jokowi

Kompas.com - 31/03/2014, 20:37 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Direktur Lembaga Riset Freedom Institute Mohammad Nabil mengatakan, kelemahan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, adalah minimnya kemampuan dan pengalaman politik, manajerial, dan pergaulan di dunia internasional. Oleh karena itu, sosok yang dianggap layak mendampinginya adalah yang memiliki kemampuan untuk menutupi kelemahan Jokowi.  

"Jokowi butuh figur wakil yang enerjik, muda, kompeten, dan berpengalaman di bidang makro ekonomi dan geopolitik. Pengalaman nasional dan internasional juga penting supaya Indonesia tidak jatuh pada kepemimpinan yang tidak bervisi," ujar Nabil, dalam diskusi "Meneropong Capres-Cawapres 2014", di Jakarta (31/3/2014).

Menurut Nabil, Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla cocok jika disandingkan dengan Jokowi. Ia menilai, Jokowi merupakan figur yang menonjol dari segi personal dan pengalaman politik. Namun, ia menyayangkan jika JK mengalami degradasi posisi, setelah kalah dalam Pemilihan Presiden 2009.

"Beliau pernah jadi wapres. Terus 2009 beliau jadi capres, tapi kalah. Masa sekarang mau jadi cawapres, ini kan turun. Kalau JK sadar, seharusnya dia berpikir ulang," ujar Nabil.

Sementara itu, nama lainnya, Akbar Tandjung, menurut Nabil, tak terlalu terlihat berambisi menjadi calon wakil presiden.

Pendapat lain diutarakan pengamat politik Nehemia Lawalata. Jika Jokowi dan JK berpasangan dalam pemerintahan, menurutnya, wapres akan lebih dominan. 

"JK ini tokoh Bugis yang menonjol. (Presiden) SBY aja dicuekin kok. JK nanti akan dominan. Jokowi ini kan orang Solo yang santun," ujar Nehemia.

Lalu, siapa tokoh lain yang dinilainya layak? Nehemia menyebut Gita Wirjawan dan Rizal Ramli yang dinilainya memiliki kemampuan mumpuni untuk menjawab tantangan nasional dan internasional. Ia mengatakan, Gita punya kompetensi yang baik secara nasional dan internasional. Namun, Gita dianggap lemah pada kemampuan berpolitiknya.

"Gita bisa berkomunikasi, bernegosiasi, dan pergaulannya internasional. Tapi dia punya kelemahan di pengalaman politik. Jika enggak punya pengalaman politik dan dukungan politik, ini jadi titik lemah bagi Gita," kata Nehemia.

Selain itu, Rizal Ramli dianggap sebagai "kuda hitam" dalam dunia politik. Nehemia memuji Rizal sebagai sosok yang luar biasa. Namun, dukungan dari elite politik kepadanya sangat sedikit.

"Rizal Ramli pergaulan internasional dan politiknya kuat, tapi enggak punya basis dukungan politik yang kuat. Perlu ada koalisi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com