Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harus Berani Akui Kekurangan Selama Jadi Gubernur

Kompas.com - 31/03/2014, 19:28 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan, Gubernur DKI Jakarta, yang juga bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), harus berani mengakui kesalahannya selama memimpin Ibu Kota. Mengakui kesalahan, menurut Emrus, salah satu bukti dan tolok ukur jika Jokowi ingin disebut negarawan. Ia menanggapi temuan Indonesia Corruption Watch yang menyebutkan penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digagas Jokowi tidak tepat sasaran, serta pembelian bus transjakarta tak beres. 

"Sejauh itu base on data dan fakta harusnya akui saja. Jokowi harus berani mengakui kesalahannya, itulah leadership dan negarawan," kata Emrus, saat dihubungi, Senin (31/3/2014) malam.

Menurut Emrus, wajar jika ada pihak yang mengungkapkan kelemahan Jokowi. Emrus juga meminta publik tak menutup mata terhadap hasil kerja Jokowi selama memimpin Ibu Kota lebih dari setahun ini. Ia berharap, kecintaan publik kepada Jokowi tak lantas harus membuatnya bersih dari kritik.

"Elektabilitas dan popularitas Jokowi tinggi, tapi dia manusia juga yang enggak sempurna. Kalau ada fakta, akui saja kesalahannya dan jangan seperti kebakaran jenggot," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Indonesian Coruption Watch (ICW) menemukan hampir seperlima penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang digagas Jokowi tidak tepat sasaran. ICW menilai hal ini terjadi karena pemberian KJP tidak sesuai dengan kriteria penerima KJP sebagaimana ditetapkan dalam petunjuk teknis. Dari total 405.000 penerima KJP tahun 2013, yang meleset sebanyak 19,4 persen.

Temuan ICW ini melalui pemantauan KJP pada tahun 2013 dengan metode citizen report cards (CRC). Pemantauan dilaksanakan mulai 3 Februari hingga 17 Maret 2014 dengan jumlah responden 650 orang. Adapun margin of error sekitar 4-5 persen dan tingkat kebenaran 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com