Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggito Akui Ada Masalah Operasional Pengadaan Akomodasi Haji

Kompas.com - 19/03/2014, 21:01 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Anggito Abimanyu mengaku pernah menerima laporan mengenai masalah-masalah terkait operasional pengadaan akomodasi haji. Dia pun mempersilahkan KPK untuk memeriksa masalah terkait penyelenggaraan haji tersebut.

"Itu adalah operasional, saya dikasih tahu ada masalah-masalah operasional," kata Anggito di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (19/3/2014) seusai dimintai keterangan terkait penyelidikan proyek haji.

Menurut Anggito, pengadaan akomodasi terkait haji tersebut merupakan tanggung jawab kuasa pengguna anggaran, yakni kantor urusan haji di Arab Saudi. Selaku dirjen, Anggito mengaku hanya bertindak sebagai pengguna anggaran yang mengatur regulasi, tata kelola, dan prosedur penyelenggaraan haji.

"Saya bilang, silahkan saja diperiksa oleh KPK dan saya terima kasih KPK memberikan masukan kepada saya perlunya perbaikan-perbaikan dalam pengadaan pelayanan di Arab Saudi," ucapnya.

Anggito mengaku menjabat sebagai dirjen sejak 26 Juni 2012. Ketika itu, menurut Anggito, masalah pelayanan haji tahun 2012 sudah selesai diurus pejabat sebelumnya. "Saya tidak terlibat dalam pelayanan," sambungnya.

Kemudian setelah dia menjabat, Anggito mengaku sudah melakukan sejumlah perbaikan, di antaranya yang berkaitan dengan organisasi, sumber daya manusia, dan prosedur pengadaan pelayanan haji.

"Yang ditanyakan itu adalah peristiwa 2012. Saya dilantik 26 Juni, seluruh pengadaan pelayanan sudah selesai penetapannya, saya ditanyakan mengenai itu saya tidak tahu, saya hanya membaca dan menerima laporannya," kata Anggito.

Selama dimintai keterangan oleh tim penyelidik KPK hari ini, Anggito mengaku diajukan pertanyaan seputar prosedur dan regulasi yang berkaitan dengan pengadaan katering, pemondokan, dan mengenai transportasi calon haji.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebelumnya mengungkapkan tiga hal yang menjadi fokus penyelidikan haji oleh KPK. Ketiga hal tersebut adalah yang berkaitan dengan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), pengadaan barang dan jasa terkait akomodasi haji, dan berkaitan dengan sejumlah pihak yang mendapatkan fasilitas naik haji yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Menurut Bambang, permintaan keterangan Anggito dilakukan untuk memperjelas indikasi korupsi yang ditemukan KPK selama ini. Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, pihaknya masih melengkapi alat bukti yang diperlukan untuk menetapkan tersangka terkait penyelidikan haji tahun 2012-2013 ini. Petunjuk yang dikumpulkan pun, menurutnya, sudah sangat kuat. Abraham menjanjikan penetapan tersangka kasus ini dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com