Zainal menuturkan, dengan ditetapkannya Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, maka ia tidak yakin bahwa Partai Golkar mampu memperoleh hasil baik pada pemilu legislatif. Dengan begitu, Partai Golkar dianggapnya akan sulit bila terus memaksakan mengusung Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden.
"Kayaknya Jokowi akan menang. Golkar tak punya kans mengusung capres," kata Zainal, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014).
Zainal melanjutkan, satu-satunya peluang Partai Golkar dalam menghadapi pemilu presiden adalah dengan cara menawarkan calon wakil presiden untuk berkoalisi bersama PDI-P. Berdasarkan hitung-hitungannya, PDI-P kemungkinan besar akan tertarik berduet dengan Partai Golkar untuk menghadapi pemilu presiden. Pertimbangannya, menurut Zainal, Partai Golkar merupakan salah satu partai besar yang akan mendapatkan suara potensial dalam pemilu legislatif.
Koalisi dengan Partai Golkar akan memudahkan PDI-P dalam menguasai dinamika politik di parlemen. Walau demikian, penetapan calon wakil presiden yang akan diusung Partai Golkar juga tak mudah dilakukan. Sebagai Ketua Umum Golkar, Ical didapuk menjadi calon presiden, bukan calon wakil presiden sehingga perlu mekanisme khusus untuk mengubah skenarionya.
"Masalahnya, legitimasi Ical itu capres, bukan cawapres. Ical mau enggak, turun kelas jadi cawapres? Nah, makanya Golkar perlu gelar rapimnas untuk mencari cawapres," ujarnya.
Ia melanjutkan, rapimnas itu harus segera digelar untuk meredam gejolak yang terjadi di internal Partai Golkar. Alasannya cukup mendesak. Selain untuk merespons dinamika politik, rapimnas juga harus segera digelar karena tak mampunya Ical dalam mendongkrak elektabilitas Partai Golkar.
"Kalau tak dievaluasi, pergolakan di internal Golkar akan terangkat ke permukaan setelah pileg," tandasnya.
Rumor penggoyangan Ical sebagai calon presiden Partai Golkar beberapa kali muncul dari Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai dan Priyo Budi Santoso. Yorrys mengatakan bahwa kini mulai muncul opsi Golkar mengusung capres dari pihak eksternal dan cawapres dari pihak internal.
Opsi tersebut muncul dari hasil pengamatan elektabilitas Ical yang stagnan dan elektabilitas Partai Golkar yang melorot di bawah bayang-bayang PDI Perjuangan. Menurut Priyo, evaluasi terhadap Ical akan terjadi jika perolehan suara pada pemilu legislatif jauh dari angka yang ditargetkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.