Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yorrys Sebut Pencapresan Ical Bisa Dibatalkan untuk Dukung Jokowi-JK

Kompas.com - 11/03/2014, 10:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pencalonan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical dalam Pemilu Presiden 2014 masih menimbulkan perdebatan di internal partai berlambang pohon beringin itu. Kini, mulai mengemuka opsi Golkar mengusung calon presiden dari partai lain dengan calon wakil presiden dari internal Golkar.

Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, internal partainya terus mengamati elektabilitas Golkar dan Ical dari waktu ke waktu. Suara Golkar, kata Yorrys, terlihat tidak stabil lantaran kini melorot di bawah bayang-bayang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

"Jika kondisi ini terus terjadi, Golkar tentu harus berkoalisi. Kalau Ical kan sudah final. Dia menutup ruang hadirnya kandidat lain di Golkar. Maka dari internal ada pandangan, kita ajukan saja cawapres untuk dipasangkan dengan capres partai lain," kata Yorrys saat dihubungi Selasa (11/3/2014).

Yorrys mengungkapkan, ada dua nama kader Golkar yang cukup menonjol saat ini, yaitu Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. Yorrys bahkan melihat sosok Jusuf Kalla atau yang akrab disapa JK bisa saja berpasangan dengan Joko Widodo alias Jokowi.

"Kalau dari survei dan pengamat kan itu pasangan yang sesuai. Beda dengan Ical yang dipasangkan dengan siapa pun juga akan melorot," imbuh Yorrys.

Sementara itu, Akbar Tanjung, kata Yorrys, saat ini memang belum begitu terekspos oleh pemberitaan. Namun, Yorrys melihat Akbar adalah sosok potensial menjadi cawapres.

Yorrys mengaku, sudah muncul keraguan atas elektabilitas Ical yang tak membaik. Jika Ical terus dipaksakan menjadi capres, anggota Komisi I DPR itu pun yakin Golkar tak akan memenangi pertarungan pemilihan presiden.

Jika Golkar tetap ingin memenangi Pilpres, Yorrys berpendapat perlunya digelar rapat pimpinan khusus (rapimnasus) setelah pemilihan legislatif. Rapimnasus itu, katanya, bisa menjadi wadah mengevaluasi pencalonan Ical sebagai presiden.

"Bisa saja pencapresan Ical diubah kalau ternyata suara Golkar kalah. Kalau kalah, kami juga tidak bisa memaksakan ajukan capres bila mau berkoalisi dengan partai yang lebih besar, misalnya PDI-P," pungkas Yorrys.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com