Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Istri Saya Tak Pernah Tidur, Ibu Risma...

Kompas.com - 21/01/2014, 22:17 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan jajaran pemerintah untuk mengambil langkah agar permasalahan di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur, segera diselesaikan. Pasalnya, masalah itu menjadi perhatian masyarakat Indonesia hingga internasional.

Instruksi itu disampaikan Presiden SBY saat rapat membahas KBS di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa ( 21/1/2014 ). Rapat tersebut diikuti oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, dan pejabat lain.

"Dengan demikian, yang menjadi kepedulian masyarakat bisa kita jawab dengan jalan keluar dan tindakan tepat. Ya, biasa, kalau ada satu isu terus ke mana-mana. Saya kebanjiran SMS, istri (Ani Yudhoyono) juga. Istri saya enggak pernah tidur, Ibu Risma, karena banyak yang disampaikan," kata Presiden.

Presiden mengatakan, pesan dari publik yang diterimanya intinya mengingatkan bahwa internasional sudah menyoroti KBS, terutama rentetan kasus kematian satwa. Terakhir, singa asal Afrika tewas secara janggal lantaran tergantung di tali sling di kandang.

"Intinya, ini ada masalah, mari kita carikan solusinya yang baik. Kita tentu tidak membiarkan setiap kejadian yang terjadi. Selalu ada jalan keluar," kata Presiden.

Zulkifli mengatakan, pihaknya akan segera mengeluarkan izin definitif kepada Pemkot Surabaya untuk mengelola KBS meskipun masih berproses gugatan dari pengelola lama. Jadi, nantinya KBS memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan.

Sebelumnya, pengelola lama menggugat ke pengadilan setelah Kemenhut mencabut izin kelola lantaran terus terjadi konflik di KBS. Kemenhut lalu memberikan izin pengelolaan sementara kepada Pemkot Surabaya melalui Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) pada Juli 2013.

Menurut Menhut, sudah banyak perbaikan setelah KBS dikelola oleh PDTS. Hanya saja, belakangan masih terjadi kematian satwa. Untuk itu, kata Menhut, akan dilakukan pergantian pegawai untuk menghilangkan konflik.

"Sehingga nanti pengelolanya adalah orang-orang fresh yang tidak ada konflik apa pun sehingga fokus pada kesejahteraan satwa. Penataan manajemen, termasuk soal kandang, pakan, dan sebagainya juga akan diaudit, kerja sama Wali Kota dengan Unair. Nanti kalau ada satwa yang tua dan sakit tentu akan dirawat atau dipindahkan ke lembaga konservasi yang punya izin," kata Zulkifli.

Risma menyambut baik pemberian izin pengelolaan KBS untuk Pemkot Surabaya. Dengan begitu, sudah jelas kewenangan pengelolaan. Pasalnya, kata dia, selama ini beberapa pihak mengklaim sebagai pemilik KBS sehingga tidak bisa dilakukan perbaikan fisik.

"Kalau sekarang saya berani melangkah karena izin pengelolaan sudah pada kami. Kemarin, meskipun kami mendapatkan uang dari penonton, (uang) tidak kami gunakan karena tidak berani menyentuh itu. Khawatir kalau ada tuntutan. Jadi kami mengelola sepenuhnya menggunakan uang APBD," ucap Risma.

Setelah pengelolaan diambil alih sepenuhnya, kata Risma, pihaknya akan melakukan perbaikan fisik, seperti membuat saluran air bersih untuk minum dan membersihkan kandang.

"Kandang sudah bersih, lalu perluasan kandang sesuai habitat. Kami akan gunakan lahan parkir. Lahan parkir akan ditempatkan di lahan lain milik Pemkot. Jadi sepenuhnya lahan itu untuk kebun binatang," ucap Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com