Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Jokowi "Nyapres", Seknas Jokowi Bakal Gelar Pawai

Kompas.com - 11/01/2014, 18:23 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi akan turun ke jalan untuk mendorong pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai presiden selanjutnya. Rencananya, mereka akan menggelar pawai di Jakarta, Minggu (12/1/2014).

Pengurus harian Seknas Jokowi, Pitono Adhi, mengatakan, sekitar 3.000 orang akan meramaikan pawai. Mereka terdiri dari kelompok marching band, reog ponorogo, kabaret dan fashion street, barongsai, seni bela diri taichi, tanjidor, pencak silat Betawi, dan simpul warga.

"Ada 3.000-an orang terdiri atas kelompok seni budaya, anggota forum ditambah simpul warga," ucap Pitono saat jumpa pers di Kantor Seknas Jokowi di Jalan Brawijaya 35, Jakarta, Sabtu (11/1/2014).

Pitono menjelaskan, warga yang akan terlibat berasal dari Jakarta dan sekitarnya seperti Condet, Kembangan, Tanah Abang, Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Tangerang, dan Klender. Rencananya, pawai akan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan memanfaatkan lokasi car free day.

Pawai akan dimulai dari Monumen Nasional (Monas) dengan jalur melintasi jalan Thamrin, Bundaran HI, dan Imam Bonjol.

Maksud digelarnya pawai itu, menurut Pitono, supaya rakyat yang selama ini menginginkan Jokowi menjadi presiden bisa menyalurkan aspirasinya secara langsung. "Yang kita lakukan selama pawai adalah rakyat yang ingin Jokowi jadi presiden, ayo tunjukkan," katanya.

Ia berharap nantinya warga tidak ragu untuk bergabung dalam rombongan pawai. "Nanti kita bagi-bagi topeng Jokowi ke warga. Harapannya yang ikut iring-iringan nambah dengan pakai topeng Jokowi," pungkasnya.

Seperti diberitakan, hingga saat ini PDI Perjuangan belum menetapkan capres. Menurut Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri, partainya akan menetapkan capres setelah pemilu legislatif yang digelar April 2014. Megawati mengaku tidak peduli dengan berbagai analisis tentang capres dari partainya.

Hanya, menurut politisi senior PDI-P, Panda Nababan, Mega tak akan maju dalam Pilpres 2014. Menurut Panda, Mega mengatakan, ia sudah tua dan sering kalah dalam pertarungan calon presiden. Berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei, elektabilitas Jokowi terus meroket jauh meninggalkan tokoh lain, termasuk Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com