Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Dukung Pluralisme, Rhoma Tak Bisa Disamakan dengan Gus Dur

Kompas.com - 08/01/2014, 09:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Raja Dangdut Rhoma Irama menjadi salah satu kandidat bakal calon presiden yang dilirik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia mengklaim sama seperti Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut Rhoma, ia memiliki pandangan yang sepluralis Gus Dur. Benarkah?

Menanggapi pernyataan Rhoma, pengamat komunikasi politik, Heri Budianto, menilai, publik harus mengingat perbedaan Gus Dur dan Rhoma Irama. Menurutnya, Gus Dur sebagai tokoh yang sangat memegang prinsip keberagaman tak terbantahkan. Hal ini, kata dia, selaras antara sikap dan perbuatan yang ditunjukkannya.

"Gus Dur itu satu kata satu perbuatan, dan pluralisme merupakan ikon Gus Dur sebagai seorang tokoh tak terbantahkan. Gus Dur tidak bisa disamakan dengan tokoh mana pun, termasuk Rhoma," ujar Heri, saat dihubungi Rabu (8/1/2014).

Direktur Eksekutif Political Communication Institute ini berharap publik harus lebih kritis dan tidak melupakan jejak rekam Rhoma Irama. 

"Sebab, seorang presiden Indonesia harus memimpin Indonesia yang multikultur dan multietnis yang memerlukan pemimpin yang mengayomi dan mempunyai wawasan dan sikap konsisten soal ini," ujar Heri.

Sebagai calon pemimpin, Heri menilai, Rhoma harus konsisten dalam kata dan perbuatan menyangkut keberagaman di Indonesia. Sebelumnya, Rhoma Irama mengatakan, pandangan keagamaannya tidak berseberangan dengan pendiri PKB, almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia dan Gus Dur, katanya, mendukung pluralisme. 

"Jadi, kalau dibilang berseberangan (dengan Gus Dur), saya kira tidak. Sama saja," kata Rhoma di Studio Orange Kompas TV, Palmerah, Jakarta, Selasa (7/1/2014). 

Soal pluralisme, ia mengutip salah satu ayat Al Quran dalam surat Al-Hujurat yang mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk taaruf (saling mengenal) dengan orang-orang yang berlainan suku, bangsa, dan agama. Konsep pluralisme dalam Islam, menurutnya, disebutkan secara eksplisit dan tekstual. 

"Pluralisme dan pluralitas adalah konsep yang ada dalam Islam. Jadi, Islam itu pluralis," kata Rhoma menjawab pernyataan putri Gus Dur, Yenny Wahid, yang mengatakan bahwa sosok Rhoma berseberangan dengan Gus Dur.

Sebelumnya, putri Gus Dur, Yenny Wahid, mengatakan bahwa sosok Rhoma berseberangan dengan Gus Dur. Tanpa menjelaskan lebih jauh, Yenny meminta publik melihat rekam jejak Rhoma. PKB, menurut Yenny, mengusung Rhoma semata-mata karena popularitasnya.

Kritik soal Rhoma menyangkut pandangannya tentang pluralisme mengalir deras saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012. Di hadapan pendukung Fauzi Bowo, Rhoma sempat menyerukan agar umat Islam memilih pemimpin yang seagama. Pernyataan Rhoma dianggap menyerang pasangan Joko Widodo, yakni Basuki Tjahaja Purnama yang non-Muslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Nasional
Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Nasional
Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Nasional
Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Nasional
Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

Nasional
Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

Nasional
Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Nasional
Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com