Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2013, Kejagung Selamatkan Uang Negara Lebih dari Rp 400 M

Kompas.com - 24/12/2013, 00:27 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kejaksaan Agung menyatakan ada peningkatan signifikan dari uang negara yang diselamatkan dari kasus penanganan perkara korupsi dibandingkan dua tahun berturut-turut sebelumnya. Adapun pada penanganan perkara, lonjakan terjadi di tingkat penyelidikan.

"Untuk 2013, uang negara yang diselamatkan Kejagung sebesar Rp 403 miliar dan 500.000 dollar AS," kata Jaksa Agung Basrief Arief, dalam laporan akhir kinerja Kejaksaan Agung pada 2013, Senin (23/12/2013).

Nominal yang diselamatkan dari tindak pidana korupsi itu dinyatakan jauh meningkat dibandingkan pada 2011 dan 2012. 

Pada 2011, sebut Basrief, Kejaksaan Agung menyelamatkan uang negara senilai Rp 198 miliar dan 6.760,69 dollar AS. Lalu pada 2012, uang yang diselamatkan mencapai Rp 302 miliar dan 500.000 dollar AS.

Jumlah kasus

Selain nominal uang negara yang bisa diselamatkan, Kejaksaan Agung menyatakan pula ada peningkatan signifikan dari jumlah kasus yang mereka tangani. Selama 2013, sebut Basrief, Kejaksaan Agung menangani 1.696 kasus di tingkat penyelidikan.

"Jumlah (penyelidikan) itu meningkat dua kali lipat dari (jumlah penyelidikan perkara pada) 2012 yang hanya 833 perkara dan (meningkat) tiga kali lipat dibandingkan 2011 yang hanya 699 perkara," sebut Basrief.

Pada tahap penyidikan, Basrief mengakui tak ada lonjakan signifikan dibandingkan dua tahun berturut-turut sebelumnya. Pada 2013, perkara di tingkat penyidikan yang ditangani Kejaksaan Agung mencapai 1.646 kasus.

Sementara itu, perkara di tingkat penyidikan pada 2011 tercatat mencapai 1.624 kasus. Sedangkan pada 2012 jumlahnya malah turun menjadi 1.401 perkara.

"Untuk kasus tahap penuntutan, tahun ini ada 1.964 kasus," sebut Basrief. Rinciannya, 1.243 perkara dari kasus yang sejak awal ditangani kejaksaan dan 770 perkara pelimpahan dari Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com