"Ini karena hasrat politik keluarga Cikeas sangat kuat, dan Anas hanya menggoda. Kalau masih mau, kenapa tidak maju sebagai cawapres saja," kata Dimas, saat dihubungi, Kamis (5/12/2013).
Menurutnya, hasrat politik itu hal yang wajar. Apalagi, 11 peserta Konvensi Calon Presiden Demokrat memiliki elektabilitas yang rendah dibanding tokoh lain yang digadang menjadi calon presiden di 2014. Sesuai aturan, tak ada larangan jika SBY ingin maju sebagai calon wakil presiden.
"Ini sebuah pertarungan, dan Anas mengeluarkan wacana yang sangat menggoda dan masuk akal. SBY harus tenang, karena Anas ingin SBY keluar dan merespons," ujarnya.
Sebelumnya, Anas menyarankan Ketua Majelis Tinggi sekaligus Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk maju kembali dalam Pemilu Presiden 2014 sebagai calon wakil presiden periode 2014-2019. Menurut Anas, SBY adalah kartu truf yang dapat menyelamatkan Demokrat dari keterpurukan dalam Pemilu Legislatif 2014.
Anas mengatakan, tanpa mengeluarkan kartu truf, Demokrat hanya akan berebut dengan Partai Gerindra untuk mendapat medali perunggu alias urutan ketiga. Ia mengungkapkan, ada dua faktor yang menjadi penyebab bakal melorotnya perolehan suara Demokrat pada 2014.
Faktor yang paling menentukan, kata Anas, yakni merosotnya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Rumus universal yang tidak bisa dibantah, lanjutnya, elektabilitas parpol pendukung pemerintah bakal turun jika tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah menurun. Menanggapi itu, banyak komentar dari internal dan eksternal Partai Demokrat. Dari internal, usul Anas dianggap menjatuhkan harga diri SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.