"Kalau untuk wacana, bagus, kita bisa mempertimbangkan beberapa nama, seperti Soekarwo, Mahfud MD, Khofifah," kata Akbar di Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Menurutnya, nama-nama tersebut adalah nama besar yang sudah dikenal luas sehingga dinilai cocok untuk mendampingi Ical. Namun, sepengetahuannya, hingga saat ini, belum ada pendekatan secara langsung kepada nama-nama tersebut.
"Tapi, enggak tahu, mungkin Pak Ical sudah melakukan pendekatan dengan mereka," ujarnya.
Namun, nama-nama tersebut, lanjutnya, baru akan benar-benar dipertimbangkan setelah melihat perolehan suara Golkar pada Pemilu 2014 nanti. Jika perolehan suara Golkar mencapai presidential threshold sebesar 20 persen, Golkar bebas memilih calon wakil presidennya sendiri.
Namun, jika nantinya Golkar akan berkoalisi dengan partai lain, menurut Akbar, opsinya bisa lebih berkembang dengan mempertimbangkan pendapat dari partai koalisi. Tetapi, menurutnya, meskipun harus berkoalisi, Ical akan tetap diusung sebagai calon presiden, bukan calon wakil presiden.
"Keputusan Ical capres sudah final," ujar dia.
Terkait elektabilitas Ical yang saat ini masih rendah, menurut Akbar, partainya masih mempunyai cukup waktu hingga Juli 2014 mendatang. Golkar saat ini, menurutnya, masih fokus untuk memenangkan pemilu legislatif terlebih dulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.