"Pernyataan Marzuki Alie bahwa ada fraksi di DPR yang menerima duit dari rencana pembangunan Gedung DPR sungguh meresahkan dan menimbulkan sikap saling curiga di Parlemen. Pernyataan tersebut menambah noda hitam Parlemen di mata masyarakat sebagai sarang mafia anggaran," ujar Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional Teguh Juwarno saat dihubungi, Rabu (13/11/2013).
Teguh menuturkan, Marzuki harus berani buka-bukaan untuk mengungkap fraksi yang telah menerima dana terkait proyek gedung DPR. "Sikap buka-bukaan ini sekaligus untuk membersihkan nama baik Marzuki Alie bahwa pimpinan DPR yang memang tidak menerima uang dari rencana pembangunan gedung baru DPR," ujarnya.
Bila Marzuki Alie berani buka-bukaan, lanjut Teguh, ia akan mendapat apresiasi masyarakat. Elektabilitas Marzuki yang sedang berjuang menjadi capres melalui Konvensi Partai Demokrat bisa meningkat.
Dalam laporan majalah Tempo edisi minggu ini, Marzuki disebut menerima uang pelicin sebesar Rp 250 juta dalam proyek Gedung DPR senilai Rp 1,16 triliun. Selain Marzuki, ada sejumlah anggota DPR lain yang disebutkan menerima dana dari PT Adhi Karya, yakni Anas Urbaningrum (Demokrat) dan Pius Lustrilanang (Gerindra). Proyek itu akhirnya kandas pada 23 Mei 2011 setelah didesak berbagai pihak.
Terkait pemberitaan itu, Marzuki telah membantahnya. Menurutnya, dia sempat marah begitu tahu ada permainan uang dalam proyek itu. "Suatu ketika ada fraksi yang datang ke saya dan bilang uang yang diterimanya kekecilan. Saya marah, uang dari mana itu? Ratusan orang catut nama saya, saya sudah dengar sejak lama," ujar Marzuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.