Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Juga Akan Dilaporkan ke DKPP

Kompas.com - 06/11/2013, 17:48 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Badan Pengawas Pemilihan Umum  juga ikut kecipratan akibat dari penetapan daftar pemilih tetap  nasional Pemilu 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum, Senin (4/11/2013). Penyelenggara pemilu itu akan ikut dilaporkan ke Dewan Penyelenggara Pemilu.

"Satu atau dua hari ini Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum) akan dilaporkan juga. Bawaslu dianggap bermasalah karena sekurang-kurangnya dua hal yang kami anggap melanggar kode etik penyelenggara pemilu," ujar anggota Forum Pascasarjana Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (Forpas HTN UI), Said Salahudin, di sela-sela pendaftaran pelaporan di Gedung Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2013).

Ia mengatakan, Bawaslu diduga melanggar kode etik penyelenggara pemilu karena menyetujui keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menetapkan daftar pemilih tetap (DPT). Padahal, menurut dia, langkah KPU itu melanggar hukum.

"KPU menetapkan DPT pada 4 November lalu, Bawaslu justru menyetujui. Ketika dia menyetujui suatu keputusan KPU yang sesuai undang-undang, maka dia (Bawaslu) juga turut bersalah atas hal ini," kata dia.

Hal lainnya, lanjutnya, Bawaslu tidak melakukan tugas pengawasan pemilu secara profesional. Lantaran, kata Said, Bawaslu mengklaim mengaku mempunyai temuan terkait daftar pemilih bermasalah. Akan tetapi, menurut dia, Bawaslu tidak kunjung memberikan data yang dimaksud untuk dapat ditindaklanjuti KPU.

"Dia (Bawaslu) bertugas dalam proses penetapan DPT ini tidak profesional. Jika dia mengatakan punya data, dia tidak mampu menghadirkannya ada KPU," katanya.

KPU akhirnya mengesahkan DPT yang mencatat sejumlah 186.612.255  pemilih, Senin (4/11/2013). Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, KPU menetapkan DPT sejumlah 186.612.255 pemilih dengan segala konsekuensi harus dilakukan perubahan-perubahan perbaikan, penyempurnaan atas 10,4 juta data yang belum dilengkapi nomor induk kependudukan (NIK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com