"Sekarang malaikat mau jadi nabi, ketua majelis tinggi mau jadi ketua umum, kan lucu, enggak punya kualifikasi yang jelas," kata Cak Nun, saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Kantor Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), di Jakarta Timur, Jumat (1/11/2013).
Cak Nun menegaskan, dalam hidup, khususnya bagi seorang pemimpin, kualifikasi yang jelas seharusnya ditentukan sejak awal dan dipraktikkan. Baginya, semua orang memang memiliki hak untuk menjabat semua pososi. Akan tetapi, harus ada unsur kepantasan yang dipertimbangkan dengan matang.
"Berbicara juga perhitungkan kepantasan. Bukan salah atau enggak salah, tapi ada kepantasannya masing-masing. Hidup bukan sekadar salah atau benar, tapi ada pantas atau tidak pantas, itu namanya estetika," tandasnya.
Dalam diskusi ini, Cak Nun menjadi pembicara tunggal dan banyak menyampaikan pandangannya terkait permasalahan bangsa dari sisi seorang budayawan. Hadir sebagai moderator, Ketua Presidium PPI Anas Urbaningrum.
Di awal diskusi, Cak Nun menegaskan dirinya bersedia hadir menjadi pembicara karena ingin menguatkan tali silaturahim dengan Anas. Ia menolak bila kehadirannya dikaitkan dengan tujuan atau sikap politik dan lebih memilih memosisikan diri di tempat yang lebih netral.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.