JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ikhsan Darmawan, menilai dua faksi kuat di internal Partai Golkar, yaitu faksi Akbar Tandjung dan faksi Jusuf Kalla, akan terus menggoyang pencapresan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie.
"Ical dinilai tidak cukup menjual serta tidak menjanjikan terpilih sebagai presiden pada 2014," katanya saat dihubungi, Rabu (30/10/2013).
Ia menilai hal tersebut disebabkan penentuan Ical sebagai calon presiden dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) 2012 tidak melibatkan pengurus-pengurus partai di tingkat bawah. Tak hanya itu, posisi Ical sebagai calon presiden juga sedang diperebutkan oleh faksi Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla.
"Kedua faksi itu ingin calon mereka yang jadi capres," katanya.
Ikhsan menambahkan bahwa selain akan memanasnya situasi jelang rapimnas bulan depan, hasil Pemilu Legislatif 2014 diyakini akan menentukan suhu politik di internal partai berlambang pohon beringin tersebut. Apabila perolehan suara Golkar tinggi, rivalitas antarfaksi semakin dalam memperebutkan jatah capres. Sebaliknya, kalau perolehan suara rendah, tensi akan mencair dan cenderung mengikuti keputusan yang dibuat oleh partai.
"Yang menarik pada akhirnya memang semua faksi menunggu hasil Pileg 2014," tuturnya.
Kendati demikian, ia melanjutkan, Ical dan faksinya akan berusaha keras untuk mempertahankan tiket capres. Posisi Ical dinilai sangat kuat sehingga sulit bagi faksi-faksi lain untuk menjatuhkannya. Oleh karena itu, baik faksi Akbar Tandjung maupun faksi JK harus menggalang dukungan untuk menggagalkan pencapresan Ical.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.