Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan SBY Bisa Bicara Persoalan Rakyat dengan Rasa Marah?

Kompas.com - 28/10/2013, 16:52 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali, memiliki pandangan berbeda menanggapi sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sibuk dengan urusan partai dan kerap memunculkan rasa marahnya ke hadapan publik. Menurutnya, semua masih dalam konteks yang wajar meski Effendi memberi sejumlah catatan lain untuk Presiden.

Effendi menjelaskan, Presiden memiliki hak untuk menyampaikan hal-hal pribadinya yang berkaitan dengan opini publik. Sikap itu tak perlu dianggap sebagai masalah jika dilakukan di akhir pekan, pada waktu luang seorang kepala negara.

"Tapi, yang dirindukan publik itu adalah kapan SBY berbicara tentang masalah bangsa dengan gaya yang seperti itu? Dengan konpers yang mendadak, dengan kalimat dan retorika yang sama yang digunakan untuk hal yang sangat mendesak," kata Effendi di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (28/10/2013).

Effendi menyampaikan, kerinduan tersebut semakin menjadi di pengujung masa jabatan SBY sebagai kepala negara. Di luar itu, kata Effendi, SBY juga perlu mengeluarkan sikap-sikap tertentu yang membuatnya kelak dikenang oleh rakyat karena hal baiknya.

"Karena penting buat legacy kita nanti, yang diingat dari SBY apakah soal 2.000 persen tak mengenal Bunda Putri, atau apa? Ini penting," ujarnya.

Ia melanjutkan, sikap Presiden SBY yang beberapa kali ini kerap menunjukkan kemarahannya kemungkinan terjadi karena derasnya kritik yang diterima. Hal ini berbeda jauh saat SBY menjadi media darling pada 2004, dengan kini yang nyatanya kebanjiran hujatan.

"Saat ini (SBY) lagi galau karena ditinggalin media. Menyampaikan perasaan boleh saja, tapi jangan hanya urusan pribadi, harusnya bicara juga soal hal-hal yang menyangkut rakyat," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden SBY marah karena kesaksian mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, yang menyebutnya memiliki hubungan dekat dengan Bunda Putri. Ia menyebut Luthfi telah berbohong. Selain itu, di hadapan ribuan kader Partai Demokrat, SBY menuding ada pihak yang "menguliti" Demokrat. Ia pun meminta semua kader Partai Demokrat untuk tetap solid guna menghadapi tahun pemilihan pada 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com