Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Buka Kemungkinan Tunda Penetapan DPT

Kompas.com - 23/10/2013, 00:31 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka kemungkinan penundaan penetapan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014. Tetapi, penundaan akan dilakukan hanya berdasarkan rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Apabila rekomendasi Bawaslu besok ini masih perlu ditambah lagi waktunya atau perlu disempurnakan, maka akan kami sempurnakan DPT," ujar Ketua KPU Husni Kamil Manik dalam rapat dengar pendapat Komisi II DPR dengan KPU, Bawaslu, dan Direktorat Jenderal Kependudukan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, di Kompleks DPR, Senayan, Selasa (22/10/2013) malam.

Meski demikian, Husni mengatakan, sampai saat ini KPU masih berencana menetapkan DPT sesuai jadwal tahapan pemilu dalam Peraturan KPU 19 Tahun 2013 tentang Tahapan Pemilu Legislatif 2014. Menurut jadwal tersebut, penetapan DPT dialokasikan berlangsung pada Rabu (23/10/2013).

Sampai Senin (21/10/2013), sebut Husni, 32 provinsi telah menyelesaikan data DPT di daerah masing-masing. Sementara rekapitulasi pemilih yang sudah terdata mencapai 186.127.400 orang. Provinsi yang belum tuntas pendataan pemilihnya adalah Papua dan Papua Barat.

Papua belum memasukkan data dari Kabupaten Nduga. Sementara dari Papua Barat, masih ada 11 kabupaten kota yang belum masuk data pemilihnya. "Untuk sementara, data yang mereka serahkan secara online, pemilih di Papua Barat mencapai 714.830 orang," kata Husni.

Sebelumnya, beberapa anggota Komisi II DPR menyarankan penundaan penetapan DPT. Ketua Komisi II DPR, Agun Gunanjar, misalnya, mengatakan lebih baik KPU menunda beberapa hari penetapan DPT daripada memaksakan penetapan dengan banyak catatan. "Lebih baik tunda satu dua hari tapi dengan data bersih, akurat, dan valid," tegas dia.

Ketua Bawaslu Muhammad mengatakan pengawasan di daerah masih mendapatkan temuan masalah terkait rekapitulasi DPT. Menurut dia, masalah itu ada di kabupaten kota yang belum melakukan perbaikan data. "Bawaslu memandang perlu dilakukan pencermatan terhadap DPT yang akan ditetapkan oleh KPU," kata Muhammad.

Sebelumnya, Husni optimistis rekapitulasi nasional daftar pemilih tetap dapat dilaksanakan sesuai jadwal. "Melihat data yang terkumpul, kami optimistis. Kami tidak bicara 100 persen atau berapa persen, tetapi data yang dihimpun secara nasional menunjukkan 'by name' dan 'by address'.  Itu merupakan kemajuan," kata Husni, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com