Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besuk, Istri Akil Mochtar Bawa Rendang Jengkol

Kompas.com - 21/10/2013, 16:26 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika membesuk Ketua MK (nonaktif) Akil Mochtar di Gedung KPK, Jakarta, Senin (21/10/2013), Ratu Rita Akil membawakan rendang jengkol. Ratu Rita, istri Akil, mengatakan, suaminya memang menyukai rendang jengkol.

Adapun Akil ditahan di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan suap terkait sengketa pemilihan kepala daerah. "Ibu bawa pesanan Pak Akil, rendang jengkol. Itu hobi Pak Akil," kata pengacara Rita, Tamsil Soekoer, saat dihubungi wartawan, Senin.

Selain dibawakan rendang jengkol, katanya, Akil juga diantarkan masakan ikan talang. "Itu buatan Ibu Rita sendiri," tambah Tamsil.

Kepada Tamsil, Akil kerap meminta agar istrinya membawakan dia rendang jengkol. "Kalau nyonya datang, tolong bawakan rendang jengkol sama ikan talang sambal. Setiap saya ketemu di sana, dia pesan itu terus," tutur Tamsil.

Hari ini, Ratu kembali mengunjungi Akil di Rutan KPK. Kunjungan ini merupakan yang kedua sejak Akil ditahan KPK pada 3 Oktober 2013. Kepada wartawan, Rita enggan berkomentar. Rita yang mengenakan kacamata hitam itu tampak menghindari sorotan kamera wartawan.

Pada pekan lalu, KPK menjadwalkan pemeriksaan Rita sebagai saksi. Namun pekan lalu, Rita mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK. Menurut Tamsil, kliennya tidak memenuhi panggilan KPK pekan lalu karena tengah mengunjungi orangtuanya di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

"Kebetulan Ibu Rita pulang kampung. Surat panggilannya sangat mepet sehingga waktunya tidak terjangkau," tambah Tamsil. Dia juga mengatakan, kliennya tidak berniat menghindari panggilan pemeriksaan KPK. Ratu Rita, katanya, siap memenuhi panggilan pemeriksaan selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com