Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical Cuma Punya Waktu hingga Akhir 2013

Kompas.com - 17/09/2013, 15:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie sebagai calon presiden dinilai "jalan di tempat". Hal ini mencuatkan wacana di internal partainya agar pencapresan Ical dievaluasi. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, Ical masih memiliki waktu hingga akhir tahun 2013 untuk mendongkrak elektabilitasnya. Dalam sejumlah survei, elektabilitas Ical masih di bawah sejumlah kandidat lain, seperti Prabowo Subianto dan Joko Widodo. 

"Ya tentu menjelang 2014, harusnya sudah betul-betul ada keyakinan bahwa kami ada peluang. Paling tidak akhir tahun ini, karena 2014 sudah dekat sekali dengan pileg (pemilihan legislatif)," ujar Akbar, di kediamannya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2013).

Menurut Akbar, ia mendengar aspirasi dari sejumlah pengurus daerah tingkat II terkait nasib kelanjutan pencalonan Ical sebagai capres. Para pengurus daerah, sebut Akbar, selama ini memantau elektabilitas Ical yang dikeluarkan lembaga-lembaga survei.

Kompas.com/SABRINA ASRIL Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung
"Ada satu dua yang menanyakan bagaimana nasib pencalonan Ical," kata Akbar.

Saat ditanya persentase pengurus daerah yang menanyakan soal nasib pencalonan Ical, Akbar mengaku tak bisa mendatanya. Ia menyebutkan,  komunikasinya dengan para pengurus daerah Partai Golkar, terutama di tingkat kabupaten, cukup intensif.

"Setiap kali saya keliling daerah entah untuk kegiatan HMI, atau pun Golkar selalu saya sempatkan bertemu pengurus daerah. Saya mendengar aspirasi-aspirasi itu di daerah," kata Akbar.

Evaluasi pencapresan

Seperti diberitakan, elektabilitas Ical tidak berbanding lurus dengan elektabilitas Partai Golkar dalam sejumlah survei. Elektabilitas Ical cenderung stagnan, sementara elektabilitas partainya terus berada di urutan teratas.

Elektabilitas Ical juga di bawah sejumlah kandidat capres lainnya, seperti Prabowo Subianto dan Joko Widodo alias Jokowi. Atas elektabilitas Ical yang tak kunjung menjanjikan, Akbar pun pernah melontarkan kritikan. Ia menilai, perlunya evaluasi pencapresan Ical dalam Rakernas Partai Golkar bulan Oktober mendatang.

Selain itu, Akbar juga mengkritik penetapan Ical sebagai capres Partai Golkar yang tak melibatkan pengurus daerah tingkat II. Atas kritikan Akbar ini, internal Partai Golkar pun memanas. Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin meminta setiap kader menahan diri.

"Di dalam kesempatan ini, kami imbau agar seluruh pihak dalam polemik ini untuk hentikan polemik ini. Setelah ditimbang-timbang, lebih banyak mudarat dibandingkan baik-baiknya," ujar Ade, Senin (7/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Ade mengatakan, setiap kader Golkar harus senantiasa menjunjung tinggi keputusan dan disiplin organisasi. Ia pun masih percaya meski mendapatkan gangguan dari pihak luar, kader Golkar tetap solid menjalankan keputusan partai dalam mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon Presiden.

"Sampai hari ini mereka bekerja melakukan pemenangan Partai Golkar dan pencalonan Ical," kata Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com