Menurut Hamdi, waktu paling tepat bagi PDI-P untuk mengusung Jokowi adalah sebelum bergulirnya pemilihan legislatif, 9 April 2014.
"Harusnya PDI Perjuangan memanfaatkan ini. Artinya, menempelkan citra ke Jokowi, ini realita, magnet Jokowi bisa dimanfaatkan untuk mendorong orang memilih PDI Perjuangan, dan itu sah-sah saja dalam teori pilitik," kata Hamdi, dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), di Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Ia memprediksi, pendeklarasian Jokowi sebagai capres yang diusung PDI-P akan menggiring pilihan publik ke partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
"PDI Perjuangan akan kehilangan momentum jika mengumumkan capres seusai pemilihan legislatif," ujarnya.
PDI-P tunggu momentum
Sementara itu, PDI-P masih menunggu momentum dan mencermati dinamika politik hingga menjelang Pemilu 2014. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI-P, pekan lalu, ditekankan bahwa PDI-P fokus pada pemilu legislatif untuk mencapai target 27 persen suara nasional.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, target ini sesuai dengan UU Pemilihan Presiden yang mensyaratkan 20 persen suara bagi partai yang ingin mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Penetapan target ini berdasarkan kalkulasi yang matang dan variabel penting," katanya.
Terkait capres, itu diserahkan sepenuhnya kepada Megawati selaku Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. Nama Jokowi masuk dalam bursa capres yang diusulkan sejumlah pengurus daerah PDI Perjuangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.