Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Purengage: Gita dan Dahlan yang Favorit di Twitter, Bukan Jokowi

Kompas.com - 06/09/2013, 14:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun selalu memenangi berbagai survei calon presiden, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ternyata bukan tokoh favorit di media sosial Twitter. Kesimpulan ini disampaikan berdasarkan penelitian yang dilakukan lembaga survei asal Singapura, Purengage.

Purengage juga menyebutkan bahwa Jokowi memang menjadi tokoh yang paling populer di dunia 140 karakter tersebut. Namun, justru dia dinilai tidak sefavorit Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Tingkat popularitas diukur dari seringnya kata kunci "Jokowi" muncul di Twitter. Sementara itu, favorit atau tidak diukur dari konten kicauan (tweet) yang positif, netral, dan negatif.

Konten tweet positif diberi nilai 3, konten netral diberi nilai 1, dan konten negatif diberi nilai -3. Metode pengukuran konten tersebut adalah gabungan dari metode mesin (kuantitatif) sebesar 80 persen, dan dikroscek kembali dengan metode analisis manusia (kualitatif) sebesar 20 persen.

Hasilnya, nama Jokowi berada di urutan ketiga untuk aspek favorabilitas dengan skala 1.03. Peringkat satu dan dua secara berurutan ditempati Gita Wirjawan (1.34) dan Dahlan Iskan (1.24). Peringkat keempat ditempati ketua dewan pembina dan calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan skala 0.76.

Sementara itu, untuk aspek popularitas, Jokowi menempati peringkat pertama dengan porsi kemunculan 16.542 kali. Angka tersebut jauh meninggalkan Dahlan di posisi kedua dengan porsi 3.285 kali. Gita dan Prabowo berada pada peringkat ketiga dan keempat dengan porsi masing-masing 688 dan 493 kali.

Nama Jokowi dan Prabowo sendiri dipilih sebagai sampel karena paling sering muncul di Twitter dari tokoh non-Konvensi Demokrat. Nama kedua tokoh tersebut berada di atas 18 tokoh lainnya, seperti Megawati Soekarno Putri, Jusuf Kalla, dan Aburizal Bakrie.

Nama Gita dan Dahlan dipilih mewakili tokoh Konvensi Demokrat. Nama mereka berada di atas peserta Konvensi Demokrat lainnya, seperti Marzukie Ali dan Pramono Edhie.

Business Development Purengage Dheve Algamar mengatakan, penelitian ini murni dilakukan oleh Purengage tanpa menggunakan dana ataupun sponsor dari pihak lain.

"Purengage, kita seratus persen membiayai penelitian ini, tanpa ada sponsor apa pun dari siapa pun," kata Dheve.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com