Ical menuturkan, dirinya yakin semburan lumpur Lapindo tak akan mengganggunya karena berdasarkan hasil survei yang dipegangnya, ia selalu unggul di Sidoarjo, tempat di mana lumpur itu menyembur. Menurutnya, hal itu terjadi karena masyarakat sekitar memahami betul akar persoalan Lapindo. Mereka juga mempersepsikannya sebagai figur yang bertanggung jawab atas semburan lumpur tersebut.
"Kalau ditanya di Jawa Timur, saya paling bagus di mana? Di Sidoarjo. Kenapa? Karena orang Sidoarjo tahu betul keadaannya," kata Ical di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Ical menyampaikan, ia telah membeli lahan masyarakat di lokasi terdampak semburan lumpur Lapindo dengan harga 20 kali lipat nilai jual obyek pajak. Ical mengaku telah mengeluarkan uang pribadi untuk pembayaran lahan pada 90 persen warga dengan nilai sekitar Rp 9 triliun.
Dia semakin yakin untuk maju dan memenangi pilpres lantaran di periode sebelumnya posisi yang ia alami pernah terjadi. Pada 2009, kata Ical, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianggapnya kurang populer, tetapi mampu memenangkan pilpres.
"Di luar (Sidoarjo) kenapa tidak populer? Karena dibuat oleh lawan politik. Masalah Lapindo, tidak masalah. Saya akan selesaikan, dan saya akan selesaikan, dan saya tidak akan mundur (sebagai capres)," ujarnya.
Sebelumnya, Bendahara Umum PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan dirinya pesimistis Ical akan menang dalam pilpres. Pasalnya, Ical tersandung masalah lumpur Lapindo.
Atas dasar itu, Anwar mengimbau, bila Ical bersikukuh menjadi capres, ia harus merebut simpati rakyat dengan mengunjungi dan tinggal bersama masyarakat di sekitar lokasi terdampak semburan lumpur Lapindo.
Jika tak sependapat, Anwar menyarankan Ical untuk mundur sebagai capres. "Hanya satu saja, masalah Lapindo. Lapindo harus diselesaikan. Datang dan tinggal sebulan di daerah itu untuk memperlihatkan Bang Ical serius dan bersungguh-sungguh. Kalau tidak mampu menyelesaikan, mundur saja, lebih baik digunakan untuk kepentingan lain," ujar Anwar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.