Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Ramadhan di Balik Dinding Rutan KPK

Kompas.com - 05/08/2013, 11:36 WIB
Khaerudin

Penulis


KOMPAS.com - Ramadhan memang bulan penuh berkah untuk siapa pun, termasuk untuk mereka yang kini berstatus tersangka kasus korupsi dan tengah ditahan di rumah tahanan di dalam gedung Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hidup di ruangan sempit dengan akses terbatas dan tak tahu harus berapa lama membuat apa pun yang bukan rutinitas harian menjadi menyenangkan. Shalat tarawih salah satunya.

Saat ini ada enam tahanan di rumah tahanan di dalam gedung KPK yang menjalani ibadah puasa. Mereka adalah Gubernur Riau Rusli Zainal, mantan Bupati Buol Amran Batalipu, Ahmad Fathanah, mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar, istri mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, serta mantan Direktur Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan Ratna Dewi Umar.

Ruang tahanan di gedung KPK ada di dua lantai. Untuk tahanan perempuan berada di basemen, sementara ruang tahanan laki-laki di lantai 9. Jika hari biasa KPK hanya memberi kemudahan menjalankan shalat di ruangan di lantai masing-masing atau di ruang tahanannya, selama Ramadhan semua tahanan mendapat kesempatan tarawih berjemaah di lantai enam. Tiap lantai gedung KPK memang memiliki ruangan shalat.

Namun, khusus untuk para tahanan menunaikan shalat tarawih, KPK menyediakannya di lantai 6. Mereka shalat tarawih berjemaah di ruangan seluas 15 meter persegi. Tentu, mereka tak digabung dengan pegawai KPK yang tarawih di ruang auditorium lantai 1. Pegawai KPK yang ikut tarawih berjemaah dengan para tersangka korupsi ini hanya pengawal tahanan atau petugas pengamanan.

Imam shalat tarawih para tahanan ini biasanya Rusli. Gubernur Riau yang menjadi tersangka kasus suap PON Riau dan kasus dugaan korupsi pemberian izin usaha pemanfaatan hasil hutan dan kayu-hutan tanaman industri di Kabupaten Siak dan Pelalawan ini suaranya bagus saat melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Di Riau, Rusli dikenal sebagai qari (pembaca Al Quran) yang bagus.

Bilal dalam shalat tarawih ini adalah Fathanah. Teman dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq ini adalah anak ulama besar di Sulawesi Selatan.

Tarawih di lantai 6 ini menjadi kesempatan para tahanan bercengkerama. Neneng mendapat kesempatan istimewa karena suaminya, Nazaruddin, selama dua hari sejak Rabu (31/7) diinapkan di ruang tahanan lantai 9. Dua hari tarawih tak dilewatkan Nazaruddin bertemu istrinya.

Ramadhan pun jadi berkah tersendiri bagi Nazaruddin dan Neneng. Apalagi Nazaruddin harus mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, karena menjadi terpidana kasus korupsi wisma atlet. Nazaruddin berada di KPK untuk pemeriksaan sebagai tersangka kasus tindak pidana pencucian uang terkait pembelian saham Garuda Indonesia. Dia juga diperiksa sebagai saksi untuk kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Seusai shalat, meski tak berlangsung lama, ada momen yang tak dilewatkan para tahanan untuk bercengkerama. Biasanya Amran yang memulai pembicaraan untuk ditimpali yang lain. Tak ada obrolan penting seperti kasus masing-masing. Humor-humor segar justru yang terlontar. Mereka menghibur diri. Tak jarang humor yang terlontar berupa gurauan khas orang dewasa. Sesekali menyerempet tentang bagaimana kebutuhan biologis mereka yang tak terpenuhi.

Semoga saja mereka tak hanya menikmati berkahnya bulan Ramadhan. Dinding sel yang menahan dan membuat mereka serba terbatas semoga membuka pikiran: karena korupsi, rakyat Indonesia hidup serba terbatas. (KHAERUDIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com