Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Kejutan dari "Nyanyian" Nazaruddin

Kompas.com - 04/08/2013, 23:01 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik Effendi Gazali menilai masyarakat tidak terkejut dengan "nyanyian" baru mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang menyebut sejumlah pihak terlibat kasus dugaan korupsi. Sebab, terpidana kasus korupsi wisma atlet itu hanya menyebut nama-nama dalam lingkungan parlemen.

"Kalau hanya menyebut nama-nama DPR, muter-muter itu saja, pemirsa, publik, yang dengar enggak terlalu bingung. Artinya enggak ada kejutan. Tapi kalau misalnya sebut nama seseorang, dan itu misalnya dari Cikeas, wah, itu baru, baru sekarang ada gemanya," ujar Effendi sebelum acara diskusi di kantor Formappi, Jakarta, Minggu (4/8/2013).

Effendi berpendapat, gaya bicara Nazaruddin yang seolah siap menjadi justice collabolator akan sulit dipercayai rakyat. Menurut dia, biasanya gaya seorang justice collabolator adalah sedikit introvert. Mereka biasanya akan lebih pendiam, benar-benar menyesal melakukan korupsi, baru kemudian bersedia membeberkan kasus dugaan korupsi lain yang diketahuinya.

"Tapi sebaliknya, kalau gayanya ini selengean, terus seperti orang yang sangat hebat itu, kita jadi ragu nih. Ini benar atau tidak?" kata Effendi.

Selain itu, informasi itu biasanya tak disampaikan langsung oleh sorang terdakwa atau terpidana, melainkan dapat melalui kuasa hukumnya. Jika tudingan Nazaruddin terbukti, maka dia dinilai hanya ingin menujukkan bahwa tak hanya dirinya yang melakukan tindak pidana korupsi.

"Kalau pun dia benar, nanti akan terlihat seakan-akan menjadi sekedar ingin menunjukkan, kok kasus saya (Nazaruddin) dilupakan. Bukan cuma saya (Nazaruddin), loh, masih banyak, loh orang-orang lain yg harusnya ditarik ke dalam kasus ini," terang Effendi.

Sebelumnya, Nazaruddin menuding sejumlah pihak terlibat kasus dugaan korupsi hingga triliunan rupiah. Diantaranya Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto, mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum, Bendahara Umum PDIP yang juga Pimpinan Badan Anggaran DPR RI Olly Dondokambey, anggota DPR Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan, anggota komisi III DPR, Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR Aziz Syamsuddin, Wakil Ketua Komisi VI DPR Benny K Harman dan anggota Fraksi PDIP di DPR Herman Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com