Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Ada 4 Temuan Bobroknya Proyek Melek Internet Kemenkominfo

Kompas.com - 24/07/2013, 12:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengaku sudah lama mengendus bobroknya program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) jauh sebelum Kejaksaan Agung menetapkan dua orang tersangka terkait dugaan korupsi pengadaan alat program PLIK/MPLIK di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Komisi yang menangani bidang pertahanan, luar negeri, dan informasi ini pun sudah membentuk panitia kerja yang sudah melakukan monitoring ke berbagai daerah.

Ketua Panja PLIK/MPLIK Evita Nursanty bahkan mengatakan program ini adalah program gagal karena pelaksanaannya kacau balau. Sementara itu, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Hanura, Susaningtyas Kertopati atau Nuning, membeberkan beberapa temuan anggota dewan di lapangan yang menunjukkan kacaunya program PLIK/MPLIK.

Pertama, Panja menemukan adanya keterlibatan partai politik dalam pengoperasian layanan PLIK/MPLIK. Kepala daerah setempat pun tak tahu akan program ini.

"Saya ikut ke Bangka, bupati katakan bahwa ini peranan partai tertentu. Ketika ditanya, MPLIK di mana dia enggak tahu," ujar Nuning di Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Nuning menuturkan, hal itu mendorong lahirnya praduga yang membuat situasi secara politis dan kondisi bisnis menjadi tidak sehat. Menurutnya, Kemenkominfo harusnya mencantumkan dengan jelas mekanisme pelaksanaan program tersebut karena penerapannya di lapangan berantakan.

Temuan kedua, lanjutnya, di Palembang, anggota DPR menemukan adanya unit mobil untuk MPLIK yang beralih menjadi loket pendaftaran bagi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

"Alibi dari Kominfo mengatakan bahwa semua unit PLIK/MPLIK bisa digunakan untuk hal lain. Tapi kan ini utamanya adalah pelayanan masyarakat," kata Nuning.

Ketiga, ungkap Nuning, Komisi I juga menemukan penempatan PLIK di sejumlah kafe. Padahal, tujuan program itu adalah untuk membuat masyarakat desa "melek" informasi dan teknologi.

"Sekarang tidak semua orang di kampung itu yang mau masuk kafe karena isinya kan bule-bule. Mereka tentu tidak akan pernah datang ke situ," ucap Nuning.

Temuan keempat, mobil MPLIK juga kerap digunakan untuk pembayaran PLN. Menurut Nuning, seharusnya unit-unit PLIK/MPLIK tidak dimanfaatkan untuk kepentingan komersial apa pun.

Sebelumnya, anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin juga menemukan tidak sesuainya lokasi penempatan PLIK. Nurul bahkan menemukan PLIK yang kemudian menjadi warnet di Indralaya, Sumatera Selatan.

Padahal, lanjutnya, program PLIK/MPLIK ini seharusnya ditunjuk ke daerah terpencil agar akses informasi dan layanan internet dapat dilakukan untuk masyarakat yang membutuhkan dan sulit menjangkau area kota. Tidak hanya program PLIK yang kacau, Nurul juga menyoroti pengadaan MPLIK di daerah-daerah.

"MPLIK lebih kacau lagi. Ada satu mobil yang laptopnya diangkut ke rumah dan digunakan sebagai alat kantor mereka," kata Nurul.

Program melek informasi

PLIK/MPLIK merupakan salah satu program Kemenkominfo dalam rangka pusat layanan internet untuk masyarakat yang ditempatkan di kecamatan seluruh Indonesia. Program ini bertujuan mendorong masyarakat melek informasi melalui jaringan internet.

Pembiayaan program PLIK/MPLIK berasal dari dana Universal Service Obligation (USO) yakni urunan 10 operator telekomunikasi yang dialokasikan dalam Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Besaran setoran yakni 1,25 persen dari pendapatan kotor masing-masing perusahaan operator telekomunikasi.

Dengan demikian, total anggaran 2010-2014 untuk program PLIK/MPLIK mencapai sekitar Rp 3 triliun. Anggaran itu dibayarkan kepada enam pemenang tender proyek yakni PT Telkom, PT Multidana Rencana Prima, PT AJN Solusindo, WIN, Lintas Arta, dan Radnet. Para pemenang tender itu berkewajiban menyediakan peralatan hingga melaksanakan program tersebut. Nantinya, pemerintah akan membayar kepada para pemenang tender setelah kewajiban pelaksanaan PLIK/MPLIK terpenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com