Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ingin Generasi Muda Mengerti Sejarah Indonesia

Kompas.com - 22/07/2013, 18:48 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap generasi muda bisa mengerti sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Presiden berharap ada upaya dari semua pihak agar generasi muda mengerti sejarah.

Presiden mengatakan, sering terdengar ucapan bahwa seolah generasi muda kurang memahami sejarah atau apa yang dilakukan para pendahulu. Jika ucapan itu benar, kata Presiden, perlu dilakukan penelaahan untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi.

"Apakah karena perubahan zaman dengan segala sistem nilai yang berlaku, baik pada tingkat dunia maupun nasional? Atau, kita justru harus melakukan upaya lebih agar generasi muda benar-benar mengerti sejarah negerinya sendiri," kata Presiden saat meresmikan Monumen Mempertahankan Perjuangan NKRI di Kompleks Mabes TNI, Jakarta, Senin (22/7/2013).

Presiden menambahkan, pembangunan monumen tersebut merupakan bagian dari upaya menjadikan Indonesia sebagai bangsa besar dan cerdas. Pasalnya, kata dia, bangsa besar adalah bangsa yang menghormati pahlawan dan pendahulunya.

Presiden berharap agar masyarakat bisa datang ke Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI. Secara khusus, Presiden meminta para pemimpin TNI dan Polri juga membawa para siswa yang tengah menjalankan pendidikan ke sana.

Monumen Perjuangan tersebut dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi dengan luas bangunan 4.680 meter persegi. Bangunan monumen terdiri dari dua bagian, yakni foot step Monumen Sudirman dan dinding relief.

Foot step Monumen menggambarkan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman mempertahankan kemerdekaan yang digambarkan dalam tujuh relief. Penggambaran perjuangan Sudirman dimulai dari pernyataan bergerilya melawan Belanda sampai akhirnya meninggal dunia.

Adapun dinding relief merupakan cerita atau gambaran perjuangan Bangsa Indonesia mulai dari Proklamasi Kemerdekaan, pembentukan Badan Keamanan Rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat, pertempuran melawan tentara Jepang dan sekutu pascakemerdekaan, hingga akhirnya kemerdekaan yang diakui dunia. Total ada 21 relief.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjelaskan, peresmian dilakukan hari ini lantaran bertepatan 66 tahun komando Jenderal Sudirman kepada Angkatan Perang dan seluruh rakyat Indonesia untuk menghadapi Agresi Militer I Belanda. Komando yang disiarkan melalui RRI Yogyakarta tersebut dikenal dengan sandi Ibu Pertiwi Memanggil.

Monumen tersebut dibangun mulai November 2012 hingga Juli 2013. Tak jauh dari lokasi Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, ada tiga momumen yang sudah ada lebih dulu, yakni Monumen Dwikora, Monumen Trikora, dan Monumen Seroja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com