Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Hary Tanoe Bersedia Jadi Cawapres Hanura

Kompas.com - 02/07/2013, 17:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo mengaku bahwa penetapan dirinya sebagai bakal calon wakil presiden di Pemilu 2014 atas permintaan partai. Hary mengaku mau menerima tawaran mendampingi Wiranto setelah prihatin atas kondisi bangsa Indonesia.

Hary mengatakan, sebenarnya Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk lebih maju dari bangsa lain. Pasalnya, kata dia, Indonesia mempunyai semua syarat, seperti mayoritas penduduk berusia muda dan sumber daya alam yang sangat luar biasa.

Kenyataannya, tambah Hary, terdapat berbagai masalah, termasuk di bidang penegakan hukum, pendidikan, kesejahteraan sosial. Hal itu dikatakan Hary Tanoe saat deklarasi capres-cawapres dari Partai Hanura di Jakarta, Selasa (2/7/2013).

"Setelah diskusi panjang lebar dengan Pak Wiranto, kami punya visi dan misi yang sama, yaitu memperbaiki bangsa, mengabdi kepada rakyat untuk mengubah jadi lebih baik. Itu yang melatarbelakangi saya bersedia dicalonkan menjadi calon wakil presiden dari Hanura," kata Hary Tanoe.

Hary Tanoe menambahkan, perbedaan latar belakang dirinya dengan Wiranto menjadi sinergi untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut. Dengan latar belakang militer, menurut dia, Wiranto sangat berpengalaman dan tegas. Adapun dirinya berpengalaman dalam bidang ekonomi dan bisnis.

"Kami akan selalu melengkapi sehingga menjadi sinergi kekuatan maksimal," pungkas bos MNC Grup itu.

Seperti diberitakan, Hary Tanoe memulai karier politiknya di Partai Nasdem dengan jabatan Ketua Dewan Pakar. Lantaran tak setuju dengan sikap Surya Paloh yang menjadi Ketua Umum Nasdem, Hary Tanoe dan gerbongnya keluar dari Nasdem. Ia lalu masuk ke Hanura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com