"Siapa pun presidennya, kita mustahil mundur secara demokratik," kata Sukardi dalam sebuah diskusi hasil survei nasional Indonesia Research Centre tentang elektabilitas partai politik dan kandidat presiden, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (27/6/2013).
Ia menjelaskan, argumentasinya itu dilandasi dengan sejumlah hal, di antaranya fakta bahwa jumlah kelas menengah yang meningkat serta era keterbukaan informasi melalui berbagai media.
Terkait hal tersebut, Sukardi mengambil contoh pada sosok tokoh yang namanya terus melejit di berbagai survei calon presiden, yakni Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Baginya, sosok Joko Widodo yang kental dengan budaya Jawa nyatanya mampu merebut hati pemilih di luar Pulau Jawa.
Berdasarkan survei IRC, pemilih Joko Widodo dari luar Pulau Jawa mencapai 28,4 persen, jauh mengungguli tokoh nasional lain yang digadang-gadang akan maju pada pemilihan presiden 2014. Sedangkan sosok Prabowo yang memiliki latar belakang militer diyakininya tak akan memengaruhi alam demokrasi Indonesia.
"Kita tidak mungkin jadi otoriter lagi, aspek suku dan apa pun sudah tidak masalah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.