Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Kaki Jodhi Yudono: Karena Waktu Terus Melaju

Kompas.com - 30/05/2013, 09:01 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

KOMPAS.com — Karena air terus mengalir, sebab angin selalu berembus, dan waktu terus melaju, kita pun harus terus bergerak. Jadi, jika sejak 29 Mei 2013 Kompas.com berganti wajah, itu tandanya website tepercaya ini juga sedang menjalani keniscayaan sebagai sebuah media yang berisi sejumlah kreator yang juga terus bergerak untuk memahami gerak zaman yang berujung pada kepuasaan pembaca.

Mulai Rabu, 29 Mei 2013, Kompas.com berganti wajah. Itu artinya, sebuah etape telah dilewati dan etape berikutnya harus diambil dan dilalui sebagai sebuah kesemestian jika tak ingin ditinggalkan pembacanya dan lantas dilupakan lalu menjadi lembar sejarah media online Indonesia.

Jika pada etape sebelumnya Kompas.com memasang tema "reborn", pada ulang tahun ke-5 ini, tema yang diusung adalah "Rayakan Perbedaan", sebuah term yang senapas dengan fakta kehidupan yang beragam sebab tiap manusia adalah keunikan itu sendiri. Menyadari fakta ini, Kompas.com pun memberi keistimewaan kepada tiap orang untuk memiliki hak atur halaman depan Kompas.com.

Menjadi serupa apa wajahnya? Di antara perubahan-perubahan tersebut terdapat fitur personalisasi. Setiap orang jika sudah login bisa memilih rubrik apa saja yang diminati. Nanti tiap hari yang keluar berita-berita di rubrik tersebut. Sementara berita rubrik lainnya tetap ada, tetapi tersembunyi di masing-masing rubrik. Alasannya setiap orang tidak mungkin membaca semua berita Kompas.com, tetapi preferensi dia saja.

Tidak hanya soal tampilan, Kompas.com juga akan didukung dengan fitur jejaring sosial my.kompas.com yang memberi kesempatan kepada pembaca untuk mengeksplorasi lebih dalam minatnya terhadap konten-konten yang dibacanya sambil mengumpulkan poin untuk setiap aktivitas yang dilakukan.

Di my.kompas.com, pembaca dapat mengatur halaman pribadi, menyimpan atau menandai berita-berita yang menarik perhatiannya layaknya kliping, saling berkomunikasi dengan pembaca lain, atau menjadi follower pembaca lainnya. Ke depan, poin-poin itu bisa ditukar bermacam-macam hadiah. Sebutlah ini semacam sosial medianya alias Facebook-nya Kompas.com.

Itu hal pertama yang perlu saya sampaikan. Hal berikutnya, mulai hari ini, saya akan menemani Anda pembaca untuk ngobrol apa saja dalam kolom "Catatan Kaki Jodhi Yudono". Di ruang ini, kita bisa ngobrol apa saja, mulai dari urusan dapur sampai kasur, urusan klenik sampai politik, atau urusan sosial hingga urusan para pejabat nakal.

Saya tidak lagi memegang rubrik "Oase" dan tulisan-tulisan mengenai kebudayaan kemudian akan menjadi bagian integral yang lintas rubrik di Kompas.com. Selanjutnya, kawan-kawan yang selama ini mengirimkan karya-karyanya ke "Oase" berupa resensi, opini, cerpen, cerber, dan puisi, bisa langsung memuatnya sendiri di ruang bersama Kompasiana.

Kita akan tetap menjadi sahabat dan semampu saya akan tetap menyediakan waktu agar kita tetap bisa berkomunikasi melalui e-mail tempat anda biasa mengirim karya selama ini di jodhi@kompas.com, atau melalui @JodhiY, Facebook Jodhi Yudono. Sebagai manusia biasa, tentu saya pernah berbuat salah. Untuk kesalahan yang disengaja atau tidak, saya minta maaf.

Demikianlah, karena waktu terus berdetak, kita pun tak mungkin terus tinggal di satu titik. Semuanya bergerak, semuanya berubah, dan semoga semuanya akan menjadi baik-baik saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com