Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Primus Mengaku Sempat Keberatan dengan Proyek Hambalang

Kompas.com - 10/01/2013, 13:08 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Primus Yustisio mengaku sempat keberatan atas usulan penambahan anggaran proyek Hambalang. Saat pembahasan usulan itu berlangsung, sekitar 2010, Primus menjadi anggota Komisi X DPR. Hal ini disampaikan Primus saat akan menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (10/1/2013). Dia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka kasus Hambalang, Andi Mallarangeng dan Deddy Kusdinar.

Menurut Primus, anggaran yang diajukan Kemenpora semula hanya sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 125 miliar. Dia tidak tahu bagaimana kemudian anggaran itu meningkat jadi Rp 1,2 triliun.

"Pada saat anggaran dinaikkan, saya sudah tidak di Komisi X, saya ada di Komisi I. Karena saya pindah ke Komisi I, tanggal 23 September 2010. Nah, anggaran itu disetujui akhir 2010," kata Primus.

Politikus Partai Amanat Nasional itu juga mengaku pernah mengirimkan pernyataan ke Kemenpora yang menyarankan agar lebih baik fokus pada penyelenggaraan SEA Games 2011 ketimbang mengurus proyek Hambalang. Selain itu, Primus mengaku keberatan atas luasan lahan proyek Hambalang yang diajukan Kemenpora.

"Karena lahan yang sebesar 32 hektar, menurut pendapat pribadi saya, tanggung. Minimal kalau untuk pembinaan itu 100 hektar, baru kita bicara lagi," tambahnya.

Saat ditanya fraksi partai mana yang paling semangat membahas proyek Hambalang saat itu, Primus mengaku tidak ingat. "Kawan-kawan tidak fokus soal Hambalang karena kita fokusnya ke SEA Games," ujar Primus.

Dalam kasus Hambalang ini, KPK menetapkan Andi dan Deddy sebagai tersangka atas dugaan melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau pihak lain namun justru merugikan keuangan negara.

Sebelumnya, KPK memeriksa anggota DPR I Gede Pasek Suardika. Pasek yang juga ketua DPP Partai Demokrat itu dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai mantan anggota Komisi X DPR. Seusai diperiksa, dia mengaku sudah menyerahkan kepada KPK dokumen-dokumen rapat Pemerintah dengan Komisi X DPR terkait proyek Hambalang, termasuk soal usulan penambahan anggaran proyek senilai total Rp 2,5 triliun tersebut.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com