Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Jenis Hawk 200 Sementara "Grounded"

Kompas.com - 16/10/2012, 13:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pesawat jenis Hawk 200 langsung grounded sementara waktu menyusul jatuhnya pesawat jenis tersebut pada Selasa (16/10/2012) di Riau.

"Jangan-jangan nanti kalau kita pakai ada sesuatu lagi, makanya kita harus tahu dulu," kata dia di Istana Negara Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Ia mengatakan, penyebab jatuhnya pesawat kemungkinan bukan human error, mungkin masalah mesin.

Menurut dia, dari pengalaman kalau ada eject, atau ada sesuatu yang terjadi dengan pesawat maka pilotnya akan meninggalkan pesawat.

"Ada emergency (keadaan darurat)," ujar Sufaat.

Pesawat tempur milik TNI AU jenis Hawk 200, yang jatuh di Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10/2012) sekitar pukul 09.30 WIB.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Hartind Asrin mengatakan, pilot pesawat telah melaporkan kondisi di dalam pesawat sesaat sebelum dia keluar dengan menggunakan kursi lontar.

"Dugaan sementara mesinnya mengalami gangguan sehingga dia melaporkan bahwa ada kerusakan dan minta izin untuk keluar dari pesawat," kata Hartind di Jakarta, Selasa siang.

Penyebab pasti mengenai kecelakaan pesawat tempur buatan 1980 itu akan diselidiki lebih lanjut secara internal oleh TNI AU.

"Penyebab kecelakaan atau pesawat jatuh itu ada tiga faktor kemungkinan, yaitu gangguan mesin, manusia, atau cuaca. Dugaan sementara karena gangguan mesin," katanya.

Selasa pagi, sekira pukul 09.30 WIB, sebuah pesawat Hawk 200 jatuh di Jalan Amal, Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.

Salah seorang saksi mata, yang merupakan warga sekitar, mengaku melihat sejumlah pesawat sedang melakukan latihan terbang yang salah satu di antaranya tampak mengeluarkan asap.

"Satu pesawat terlihat berasap dan tiba-tiba menukik, suaranya keras seperti petir," kata warga setempat.

Warga yang enggan disebut namanya itu mengatakan melihat sang pilot, Letda Reza Yori Prasetio, keluar dari pesawat dengan kursi pelontar dan jatuh ke sebuah kolam yang letaknya tidak jauh dari lokasi kejadian.

Sang pilot selamat dan kemudian ditolong oleh warga setempat lalu dibawa ke rumah kepala desa. Sementara itu, ratusan anggota TNI AU langsung menuju ke lokasi kejadian melarang warga dan wartawan untuk mendekat. Beberapa warga dan wartawan yang coba mendekati lokasi untuk mengambil gambar bahkan sempat dipukul oknum tentara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Nasional
    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Nasional
    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Nasional
    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com