JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (BK DPR) akan meminta kepolisian untuk mengusut kasus video asusila yang diduga melibatkan politisi PDI Perjuangan, Karolin Margret Natasa. Langkah itu diambil lantaran Karolin membantah penilaian bahwa perempuan dalam video itu adalah dirinya.
"BK akan kirim surat ke Mabes Polri untuk melakukan penyelidikan siapa yang menyebarkan (video) dan siapa yang ada di video. Itu harus diselidiki oleh laboratorium digital forensik. Mabes Polri yang punya itu," kata Ketua BK M Prakosa di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/6/2012).
Prakosa menjelaskan, saat diperiksa BK selama 20 menit, Karolin membantah penilaian bahwa perempuan dalam video berdurasi satu menit adalah dirinya. Anggota Komisi IX DPR itu juga tengah mempertimbangkan untuk melaporkan kasus itu ke kepolisian dengan sangkaan pencemaran nama baik.
Prakosa menambahkan, langkah BK meminta bantuan kepolisian lantaran kurang kuatnya hasil analisis para ahli telematika. Para ahli itu, kata Prakosa, tidak bisa memastikan 100 persen bahwa perempuan itu adalah Karolin. Karena itu, BK sulit mengambil keputusan.
"BK tak punya perangkat untuk melakukan analisis yang sahih. Ahli kemarin katakan ada 45 persen kemiripan dan ada yang bilang sebagian besar kemiripan. Jadi, kita serahkan kepada Polri dan kita tunggu hasilnya," pungkas politisi PDI Perjuangan itu.
Kepolisian pernah menangani kasus serupa, yakni ketika mengusut video porno yang melibatkan Ariel-Luna Maya serta Ariel-Cut Tari. Bareskrim Polri dapat memastikan bahwa ketiganya terlibat dalam dua video yang beredar di masyarakat. Bahkan, penyidik dapat menangkap para penyebar video itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.