Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Peka pada Kesulitan Rakyat

Kompas.com - 26/03/2012, 23:32 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Sejumlah perhimpunan mahasiswa di Indonesia tetap menentang niat pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika kebijakan itu tetap diambil di tengah gelombang penolakan, maka pemerintah dianggap tidak peka terhadap aspirasi dan kesulitan hidup rakyat akibat kenaikan tersebut.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Ketua Presidium GMNI) Twedy Noviady Ginting, Senin (26/3/2012) di Jakarta.

"Bila pemerintah dan DPR sepakat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), itu membuktikan pemerintah lebih berpihak pada asing, pemilik modal, dan mafia perminyakan," katanya.

Sebagaimana diberitakan, hingga kini, pemerintah tetap bersikeras ingin menaikkan harga BBM dengan alasan mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia dan mengantisipasi membengkaknya subsidi di APBN. Kebijakan itu ditentang beberapa fraksi partai politik di DPR RI.

Twedy Naoviady menilai, alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM tidak kuat dan kurang meyakinkan publik. Selama ini pemerintah belindung di balik membengkaknya subsidi BBM yang harus ditanggung APBN, jika harganya tak dinaikkan. Padahal, jika mau, masih banyak program penghematan yang bisa menutupi pembengkakan itu.

"Pemerintah seharusnya meningkatkan presentase kepatuhan wajib pajak korporasi yang baru sekitar 30,72 persen. Tutup juga kebocoran anggaran APBN sampai 30 persen. Bila itu dibereskan, APBN kita akan surplus," katanya.

Bila pemerintah dan sebagian besar partai di DPR tetap bersikeras menaikkan harga BBM, maka rakyat, buruh, petani, dan kaum miskin akan terus bergerak dan menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah. Masyarakat bisa mendorong percepatan pemilu sebelum 2014.

"Ini merupkan salah satu alternatif solusi yang konstitusional untuk memperbaiki negara Indonesia," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com