Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pembajakan, Polisi Kawal Kereta dan Lokomotif

Kompas.com - 27/08/2011, 23:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyusul aksi pembajakan yang terjadi pada Sabtu (27/8/2011) pagi tadi, keamanan di dalam rangkaian kereta dan lokomotif akan diperketat. Personil kepolisian akan ditempatkan di dalam kereta tersebut.

Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, mengatakan polisi siap mengamankan kereta. Pengawalan akan dilakukan secara terpusat dari Mabes Polri. "Tentu kami siap memberikan pengawalan. Karena ini kan menyangkut antarwilayah, maka pengawalan dilakukan dari Mabes Polri," kata Sujarno, Sabtu, saat dihubungi wartawan.

Ia melanjutkan, personil dari Mabes Polri yang diturunkan diperkirakan mencapai 500 orang. "Petugas pengawalan kereta dilakukan oleh polisi berseragam lengkap dengan senjata api," tambahnya.

Di lain pihak, Kepala Humas PT KAI Daops I Sugeng Priyono mengatakan, pihaknya meminta pengawalan terhadap kereta secara estafet. "Seluruh kereta akan dilakukan pengawalan secara estafet," kata Sugeng.

Pengawalan diakuinya perlu dilakukan untuk gerbong penumpang dan lokomotif masinis. "Dengan adanya insiden ini tentu sedikitnya menimbulkan trauma kepada masinis. Ke depan kita akan meminta agar ada pengamanan terhadap masinis juga di lokomotif," ucapnya.

Ia mengakui bahwa selama ini kereta dan lokomotif tidak pernah diberikan pengawalan. Petugas hanya memiliki radio frekuensi untuk memberitahukan kondisi kereta kepada pusat kendali. 

Seperti diberitakan, aksi pembajakan KA Gajayana jurusan Malang-Jakarta terjadi pada pukul 08.12. Beberapa orang tiba-tiba menghadang kereta di stasiun Telagasari. Salah seorang berhasil masuk ke dalam lokomotif masinis namun diusir di stasiun Haurgeulis.

Rupanya, orang itu tidak turun dari kereta. Ia kembali masuk ke lokomotif masinis melalui pintu samping sambil menodongkan senjata api dan pisau, mengancam masinis untuk mengikuti kemauannya. Ia juga mengaku sebagai anggota TNI.

Hingga kini tak jelas motif dibalik aksi tersebut. Selama perjalanan, masinis memberikan sinyal kereta akan melaju terus tanpa henti. Petugas pengendali curiga karena radio frekuensi tidak direspon masinis.

Masinis pun sempat mengontak petugas kendali bahwa telah terjadi penyanderaan. Setibanya di Stasiun Senen, petugas menangkap dua orang pelaku yakni Sertu D dan Sugianto.

Sugianto ditangkap karena lari di sekitar peron saat bunyi tembakan peringatan dikeluarkan polisi. Tetapi, setelah diperiksa, Sugianto terbukti tidak terkait aksi pembajakan kereta api ini. Sedangkan Sertu D saat ini sudah dilimpahkan ke pihak TNI untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com