Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK Telusuri 13 Transaksi Mencurigakan

Kompas.com - 14/06/2011, 12:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan Yunus Husein mengatakan, pihaknya menemukan 13 transaksi mencurigakan terkait kasus pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, Sumatera Selatan. Temuan ini ditemukan PPATK pada pekan silam.

"Kita akan terus telusuri," kata Yunus di sela-sela acara Pembukaan Forum Anti Korupsi ke II Sosialisasi Inpres No. 9 Tahun 2011 di Jakarta, Selasa (14/6/2011).

Pekan lalu, Senin (6/6/2011), Direktur Pengawasan dan Kepatuhan PPATK Subintoro, di Jakarta, bahkan menyiratkan, transaksi yang mencurigakan itu termasuk aliran dana yang masuk ke rekening manta Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin. 

”Terkait kasus Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sedang mendalami 13 transaksi mencurigakan pada delapan bank,” katanya.

 

 

Subintoro tidak bersedia menjelaskan nama pemilik rekening mencurigakan tersebut. Namun, ia mengatakan, para pemilik rekening mencurigakan merupakan orang-orang yang selama ini dikaitkan dengan kasus Sesmenpora. Ia tidak membantah ketika ditanya apakah salah satu pemilik rekening mencurigakan tersebut adalah M Nazaruddin, ”Saya tidak boleh menyebut nama, tetapi nama yang bersangkutan memang ada,” katanya.

Sementara itu, terkait kasus dugaan suap terhadap hakim Syarifuddin Umar oleh kurator PuguhWirayan terkait kasus kepailitan PT Skycamping Indonesia, Yunus mengatakan, PPATK belum menemukan adanya transaksi mencurigakan. Namun, Yunus, yang juga anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, mengatakan, PPATK akan bersikap proaktif dalam melakukan penelusuran rekening mencurigakan.

Syarifuddin ditangkap KPK di rumahnya, kawasan Sunter, Jakara Utara, pekan lalu. Ia diduga menerima suap dari kurator Puguh Wirawan terkait dengan pelaksanaan putusan kepailitan PT Skycamping Indonesia. Saat penggeledahan, KPK menemukan uang 116.128 dollar Amerika Serikat, 245.000 dollar Singapura, 20.000 yen, Rp 392 juta, dan 12.600 riel Kamboja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com