Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Bilang Sakit, Kita Percaya

Kompas.com - 13/06/2011, 12:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Demokrat Jafar Hafsah mengakui bahwa partai dan fraksi cukup percaya bahwa politikusnya, M Nazaruddin, mengidap sakit jantung sehingga harus berobat ke Singapura dalam jangka waktu yang cukup lama. Jafar mengaku belum pernah menerima salinan riwayat kesehatan atau dokumen lainnya untuk memastikan penyakit Nazaruddin.

"Dia mengatakan kepada kami bahwa keterangan dokternya akan menyusul dikirim. Dia tidak berikan saat kami ketemu. Kami tidak bisa lagi melakukan apa-apa. Kami hanya dengar apa yang menjadi keterangannya. Kami tidak bisa menunggu berhari-hari untuk menunggu dokternya. Bukan pekerjaan kami. Waktu kami ke sana, kami kan cuma menjenguk," katanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (13/6/2011).

Jafar termasuk dalam tim khusus yang diutus partai untuk menemui Nazaruddin, awal Juni, bersama dengan Sutan Bhatoegana dan Johnny Allen. Tim mengaku bertemu dua kali di sebuah restoran dengan Nazaruddin. Mantan Bendahara Umum Demokrat ini dikatakan datang sendirian.

Sutan sebelumnya mengatakan, kondisi Nazaruddin sendiri sangat memprihatinkan. Bobot tubuhnya disebutkan turun sekitar 18 kilogram. Jafar pun membenarkan melihat penurunan kondisi fisik Nazaruddin. "Kalau melihat performa fisiknya, kelihatan tidak sehat, kurang fit. Kami tidak bisa tanya-tanya lagi," ujarnya.

Saat bertemu dengan Nazaruddin, Jafar memastikan bahwa tim sudah menyampaikan imbauan untuk segera memenuhi panggilan jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah melayangkan surat panggilan. Menurut Jafar, Nazaruddin pun berjanji akan pulang jika surat panggilan sudah diterimanya dan kondisi kesehatannya sudah memungkinkan. Namun, hingga panggilan kedua KPK hari ini, Nazaruddin masih mangkir.

Saat bertemu, Jafar mengatakan, Nazaruddin tidak mau mempertemukan tim dengan dokter pribadinya dan juga tidak memberi tahu siapa dokter yang menanganinya. "Kami juga tidak ketemu di rumahnya, atau rumah sakit, itu privasinya. Kami juga tidak bisa memaksakan semuanya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

    Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

    Nasional
    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    Nasional
    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Nasional
    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Nasional
    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Nasional
    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Nasional
    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Nasional
    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Nasional
    Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Nasional
    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Nasional
    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    Nasional
    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Nasional
    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    Nasional
    Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Nasional
    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com