Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Nazar Pemenang Proyek Diknas

Kompas.com - 10/06/2011, 14:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi akan memeriksa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin dalam kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan pemenang proyek pengadaan dan revitalisasi sarana prasarana di Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2007 (Kementerian Pendidikan Nasional).

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengungkapkan, salah satu perusahaan Nazar merupakan pelaksana proyek senilai Rp 142 miliar itu. Proyek pengadaan di Kemendiknas tersebut masih dalam proses penyelidikan KPK.

"Akan diperiksa sebagai terperiksa karena perusahaan yang berkaitan dengan Nazaruddin adalah pelaksana atau pemenang tender proyek tersebut," kata Johan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/6/2011).

Meskipun demikian, Johan belum dapat menginformasikan nama perusahaan milik Nazaruddin tersebut. Menurut Johan, KPK menyelidiki kasus pengadaan proyek di Kemendiknas sejak Maret 2011. Selama ini, kasus tersebut memang tidak mendapat perhatian media. Oleh karena itu, Johan menolak jika pemanggilan Nazaruddin terkait kasus Diknas lebih dulu dibanding kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang adalah pengalihan isu.

"Tidak benar kalau KPK dibilang loncat. Sudah banyak pihak yang kita mintai keterangan dalam proses penyelidikan ini," katanya.

Selain dalam penyelidikan pengadaan dan revitalisasi sarana dan prasarana di Kemendiknas, Nazaruddin juga disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. KPK menjadwalkan untuk memeriksa Nazar sebagai saksi dalam kasus tersebut pada Senin (13/6/2011).

Menurut Johan, dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet, Nazaruddin akan dimintai keterangan sebagai saksi untuk salah satu tersangka, Mindo Rosalina Manulang yang merupakan mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri. Sementara Nazaruddin disebut-sebut sebagai atasan Rosa di PT Anak Negeri yang kemudian dibantah Nazar.

Menurut Johan, perusahaan Nazar yang diduga berkaitan dengan dugaan suap wisma atlet berbeda dengan perusahaan yang berkaitan dengan penyelidikan pengadaan dan revitalisasi sarana prasarana di Kemendiknas. "Mengenai detailnya, saya tidak dalami substansinya," kata Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Nasional
    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Nasional
    Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

    Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

    Nasional
    Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

    Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com