Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Anggaran Makan Tahanan Kurang

Kompas.com - 09/06/2011, 12:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengeluhkan minimnya anggaran untuk memenuhi makanan buat seluruh tahanan yang ditahan di cabang Rumah Tahanan (Rutan) di lingkungan Polri. Keluhan itu disampaikan Kapolri dalam sambutan acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemenkumham, Polri, dan Kejaksaan tentang pengelolaan cabang Rutan seperti yang diatur dalam KUHP dan PP Nomor 27 Tahun 1983, Kamis (9/6/2011), di Gedung Kemenhuk dan HAM, Jakarta. MoU ditandatangani Timur, Menkumham Patrialis Akbar dan Jaksa Agung Basrief Arief.

"Kenyataanya, Polri tiap hari kekurangan ngasih makan tahanan. Anggaran kurang bukan hanya untuk kegiatan operasional, untuk ngasih makanan tahanan juga kurang," kata Kapolri.

Kapolri mengatakan, selama ini belum ada pengaturan yang jelas dalam pengelolaan cabang Rutan yang ada di lingkungan Polri seperti di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Polda Metro Jaya, Polda Sumatera Utara, Polda Sumatera Selatan, Polda Jawa Timur, dan Bareskrim Polri. Tidak jelasnya sistem pengelolaan cabang rutan, kata Kapolri, berpotensi menimbulkan penyimpangan. "Diharapkan perbaikan tata cara pengelolaan cabang rutan. Polri sambut baik MoU ini. Perlu dijabarkan hal-hal bersifat teknis yang belum diatur dalam MoU," ucap Kapolri.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar mengatakan, kurangnya anggaran untuk makan tahanan lantaran jumlah tahanan telah melebihi estimasi jumlah yang disusun Polri. "Karena ada pengungkapan berbagai kejahatan, apalagi kejahatan kekerasan," kata dia.

Kepala Bareskrim Polri Komjen Ito Sumardi mengaku kesulitan memenuhi makanan untuk sekitar 120 tahanan yang ditahan di Rutan Bareskrim Polri. "Makan itu bukan berarti untuk satu dua hari, tergantung beratnya kasus. Standar makanan sudah ditentukan. Itu jadi tanggungjawab pemerintah," kata Ito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com