JAKARTA, KOMPAS.com — Bertepatan dengan peringatan 90 tahun lahirnya Soeharto, Rabu (8/6/2011), keluarga dan rekan-rekan mantan Presiden RI tersebut meluncurkan buku berjudul Pak Harto: The Untold Stories. Putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, mengatakan, buku tersebut menceritakan tentang kehidupan Soeharto yang tidak terungkap ke publik.
"Buku ini adalah kenangan terindah dari keluarga, sahabat, dan kawan untuk Bapak. Kenangan dalam buku yang ditulis selama dua tahun ini ditulis secara jujur, apa adanya, sesuai dengan kepribadian Bapak sepanjang hidupnya," ujar wanita yang akrab dipanggil Mbak Tutut ini dalam acara peluncuran buku tersebut di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Buku setebal 600 halaman tersebut dituliskan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari 113 narasumber yang mempunyai kedekatan dengan Soeharto. Di antaranya, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad, mantan Presiden Filipina Fidel Ramos, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, dan Raja Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, hingga mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno.
"Saya ingat ketika Indonesia memasuki Pelita II di bulan Maret 1970. Sebagai kepala negara Pak Harto merasakan harus turun langsung untuk melihat sendiri bagaimana program-program pemerintah dilaksanakan di beberapa pedesaan. Kami tidak pernah makan di restoran, tetapi menginap di rumah kepala desa, atau di rumah-rumah penduduk. Logistiknya pun, kami membawa beras dari Jakarta. Ibu Tien ketika itu membekali sambal teri dan kering tempe. Namun, saya melihat Pak Harto sangat menikmati perjalanan masuk-keluar desa itu," kenang Try Sutrisno, yang dituangkan di salah satu halaman buku tersebut.
Selain menceritakan tentang sisi humanis Soeharto, buku ini juga menampilkan foto-foto yang jarang dipublikasikan kepada publik. Buku ini sendiri ditulis oleh enam penulis, yakni Mahfudi, Bakarudin, Dwitri Waluyo, Donna Sita Indria, dan Anitta Dewi Ambarsari.
Ada pula kisah tentang burung beo di halaman belakang yang akhirnya menjadi salah bicara setelah Soeharto berhenti dari jabatan presiden, isyarat dari alam semesta mengenai akan terjadinya peristiwa duka terhadap diri Soeharto ketika dia sedang berada di tengah laut, hingga kisah rumor yang tidak bertanggung jawab di seputar wafatnya Ibu Tien terpampang dalam buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama ini.
"Yang pasti Bapak akan tersenyum di sana menyaksikan betapa besar kesetiakawanan dari teman-teman Bapak yang tertuang dalam buku ini," kata Mbak Tutut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.