JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah 2012, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia menyarankan agar pemilihan umum dilakukan secara langsung seperti sebelumnya dibandingkan diadakan pemilihan oleh DPRD. Mengingat asas demokrasi yang dianut, pemilu secara langsung adalah pilihannya.
"Kalau menghargai demokrasi ya pemilu langsung. Demokrasi itu berproses. Pemilihan langsung itu juga memiliki beberapa keunggulan," kata anggota KPU Indonesia, Endang Sulastri, ketika dijumpai seusai Sosialisasi Tahapan Pemilukada 2012 di Hotel The Acacia, Jakarta, Rabu (8/6/2011).
Adapun beberapa keunggulan jika rakyat memilih langsung adalah memperkuat legitimasi, menjamin terpilihnya pemimpin yang kapabel dan akuntabel, serta mendekatkan hubungan antara pemimpin dan rakyat. Kendati demikian, sistem ini juga memiliki kelemahan, seperti biaya tinggi, rawan konflik, serta terjadinya politisasi birokrasi.
Menurut Endang, pemilu langsung tetap harus dijalankan, tapi dilakukan perbaikan dalam pelaksanaannya. Ia juga menyarankan agar pemilu dilakukan secara serentak. Dengan kata lain, pemilu hanya terbagi dua, yakni pemilu nasional dan pemilu lokal. Pemilu nasional berfungsi memilih presiden serta anggota DPR dan DPD. Sedangkan pemilu lokal bertujuan memilih gubernur dan anggota DPRD.
"Kalau serentak, selain lebih mudah, juga lebih hemat," ujar Endang. Karena dipilih secara langsung, KPU juga mewajibkan agar bakal calon kepala daerah harus sehat jasmani dan rohani. Masalah kesehatan ini dinyatakan oleh tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia. "Kesehatan merupakan keputusan final. Kalau sudah dinyatakan sehat, KPU juga tidak punya hak untuk mencoret," ungkap Endang.
Untuk mengatasi masalah yang sempat terjadi pada pemilihan sebelumnya, KPU berencana melakukan perubahan pada mekanisme pemeriksaan kesehatan. Jika sebelumnya pemeriksaan kesehatan dilakukan setelah pendaftaran, tahun depan pemeriksaan akan dilakukan sebelum pendaftaran. "Untuk masalah tempat pemeriksaan kesehatan, rumah sakitnya KPU yang tunjuk," tutur Endang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.