Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Pantau Macet dari Twitter dan Facebook

Kompas.com - 26/05/2011, 17:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ramainya keluhan pengguna jejaring sosial Twitter dan Facebook terkait kemacetan lalu lintas di Jakarta, dan juga kota-kota besar lainnya di Indonesia, menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tak pelak, Presiden membahas soal kemacetan lalu lintas dalam sidang kabinet paripurna, yang berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

"Kita mendengarkan radio, Twitter, Facebook, SMS, talk show, percakapan di warung kopi, di kota-kota besar, termasuk di Jakarta, hampir selalu mereka membicarakan kemacetan di Jakarta. Saya yakin juga di kota-kota yang lain," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna, hari ini.

Tak tanggung-tanggung, Presiden mengundang Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Bali, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Timur, Gubernur Sumatera Utara, dan Gubernur Sulawesi Selatan. Presiden meminta para gubernur untuk memberikan presentasi mengenai sistem transportasi di enam provinsi tersebut. Kepala Negara memandang, kemacetan lalu lintas adalah hal yang perlu segera diatasi.

Pada kesempatan tersebut, Presiden sempat merinci dampak yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu lintas. "Ini akan menambah ongkos jasa angkutan karena harus menghabiskan bahan bakar. Hal ini juga menambah polusi udara," kata Presiden.

Selain itu, kemacetan lalu lintas membuat daya saing Indonesia menjadi rendah. "Saya tahu ini masalah yang pelik dan tidak mudah diatasi. Jadi, jangan terlalu cepat menyalahkan, ini tidak mampu, ini tidak becus. Memang ini pelik. Kota-kota di negeri kita ini memang umumnya tidak dirancang untuk menerima beban seperti sekarang ini," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com