Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: SBY Tak Marah

Kompas.com - 26/05/2011, 15:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Demokrat Ruhut Sitompul membantah bahwa Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono marah-marah dalam pertemuan internal Demokrat di Cikeas, Rabu (25/5/2011) malam. Menurutnya, SBY justru memberikan motivasi kepada para kadernya terkait gelombang politik yang tengah dihadapi oleh Demokrat.

"Kalau ada yang bilang Bapak (SBY) marah-marah, saya jadi kaget. Apa maksud ini orang? Bapak enggak ada marah-marah. Ini ibarat nonton sepak bola, di luar bisa keprok-keprok (bertepuk tangan), begitu ibaratnya. Kalau ngomong, ada masing-masing yang berwenang. Kalau DPP itu kan ada Ketum (Ketua Umum) dan Sekjen," ungkapnya dalam diskusi mingguan di Gedung DPR, Kamis (26/5/2011).

Oleh karena itu, Ruhut mengaku bingung jika ada pengurus partai yang terlalu berlebihan mendeskripsikan sikap SBY di depan sekitar 225 petinggi partai dan legislator asal Fraksi Demokrat pada malam tadi.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Kastorius Sinaga mengatakan, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono marah dalam pertemuan tersebut. Kastorius menyebutkan, SBY marah karena ulah sejumlah kader Demokrat yang dinilai kurang menjaga etika dan aturan organisasi serta ulah para kader yang malah memolitisasi dan merugikan citra Demokrat ke dalam terkait kasus Nazaruddin.

Selain memberikan motivasi, menurut Ruhut, SBY juga mengingatkan bahwa suhu politik akan memanas menjelang 2014. Anggota Komisi III DPR ini pun mengatakan, SBY sempat berkisah tentang sejarah berdirinya Demokrat kepada para petinggi partai. Kemudian, Ruhut mengatakan, SBY mengingatkan semua hadirin tentang kekompakan internal untuk bisa menghadapi pertarungan pada 2014.

"Bapak pernah bilang sudah selesai kongres di Bandung. Karena kualitas komunikasi kami baik dengan Bapak, waktu itu kan kita Munas. Ending-nya ada faksi atau kubu-kubu. Saya ingat sekali Bapak bilang, dalam demokrasi ada etika. Karena itu, kita berpolitik. Siap menang, siap kalah. Yang menang ajak yang kalah, yang kalah mau mendukung yang menang. Bukan hanya calon, tapi juga para pendukungnya," tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, SBY juga mengisahkan proses perjalanan kerja Dewan Kehormatan dalam merespons dugaan kasus suap yang melibatkan M Nazaruddin hingga berujung pada keputusan memberhentikannya dari posisi sebagai Bendahara Umum partai. Dari seluruh hasil klarifikasi Dewan Kehormatan, Nazaruddin membantah.

"Setelah evaluasi, Pak SBY bilang, dalam pertemuan yang keenam, atas saran Anas (Urbaningrum), Nazar-nya kita panggil juga. Nazar datang dan tetap katakan tidak. Tapi, katanya Dewan Kehormatan punya pemikiran terkait partai. Memang dia (Nazar) menyebutkan beberapa nama. Sudah saya kroscek, katanya (Pak SBY) silakan dicek saja melalui proses hukum. Katanya, jangan mengintervensi proses hukum. Kira-kira demikianlah inti pertemuannya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

    Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

    Nasional
    Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

    Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

    Nasional
    Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

    Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

    Nasional
    Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

    Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

    Nasional
    Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

    Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

    Nasional
    Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

    Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

    Nasional
    Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

    Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

    Nasional
    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Nasional
    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Nasional
    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com