JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan memperingatkan rekannya sesama politisi Demokrat, M Nazaruddin, untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan kehormatan partai. Menurut dia, "nyanyian" Nazaruddin setelah diberhentikan oleh Dewan Kehormatan dari kursi bendahara umum harus berdasarkan fakta hukum.
"Saya ingatkan sebagai kawan, jangan sampai dia offside. Jangan terlalu meratap. Jangan sampai offside. Itu enggak, berbahaya bagi Nazaruddin dan partai," ungkap Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/5/2011).
Anggota Komisi I DPR ini mengatakan, kader partai seharusnya bertanggung jawab menjaga kehormatan partai. Tindakan Nazaruddin yang membeberkan tudingan kepada petinggi partai sendiri tentu membahayakan kehormatan partai yang seharusnya dijaga. Lagi pula, lanjut Pohan, jalan politik Nazaruddin masih panjang sehingga tidak perlu bertindak berlebihan saat ini.
"Kalau dia punya data dan fakta hukum, tolong disampaikan ke Dewan Kehormatan Demokrat. Barang bukti material dibawa ke kepolisian dan KPK. Itu lebih terhormat. Kalau membeberkan tudingan tanpa fakta hukum, ini disebut aksi berlebihan," tambahnya.
Nazaruddin mulai "bernyanyi" pasca-pemberhentiannya sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat. Sejak malam setelah pengumuman, Nazaruddin terus mengungkapkan sejumlah elite Demokrat yang ditudingnya juga melakukan pelanggaran, antara lain Sekretaris Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin, Menpora Andi Mallarangeng, dan adik Andi, Choel Mallarangeng. Choel cukup banyak terlibat dalam aktivitas Partai Demokrat.
Dalam keterangan persnya, Choel membantah tudingan Nazaruddin bahwa dia menguasai dan mengatur proyek-proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Choel meminta Nazaruddin tidak asal menuding tanpa bukti-bukti yang nyata.
"Saya mengimbau Saudara Nazar untuk tidak main tuduh asal-asalan dengan basis cuma 'katanya'. Ibarat orang panik yang lalu mencoba memukul bulan dan bintang di langit sana," ungkap Choel kepada wartawan melalui pesan elektronik, Rabu (25/5/2011).
Menurut Choel, pernyataan Nazaruddin sama sekali tidak benar dan hanya berupa tuduhan kosong belaka. Tak ada fakta hukum yang menyertainya. Lagi pula, Choel menilai, Nazaruddin sedang emosi sehingga menuduh seenaknya karena panik seusai diberhentikan sebagai salah satu petinggi Partai Demokrat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.