Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam: 15 Pengurus Al Zaytun Anggota NII

Kompas.com - 06/05/2011, 16:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 15 pengurus Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, anggota Negara Islam Indonesia KW 9. Salah satunya, Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun.

Hal tersebut dikemukakan Imam Supriyanto, salah satu pendiri Yayasan Pesantren Indonesia, Jumat (6/5/2011) di Jakarta. "Semua pengurus itu Negara Islam Indonesia (NII). Ada 15 orang. Mereka menteri-menteri di NII," kata Imam di Mabes Polri, Jumat.

Imam menambahkan, sebanyak 80 persen kegiatan Al Zaytun menggunakan dana yang dikumpulkan jaringan NII. Dana yang terkumpul dari umat sejak tahun 1992 hingga saat ini mencapai Rp 350 miliar.

Imam menambahkan, Panji Gumilang mencoret namanya sebagai pendiri sekaligus pembina Al Zaytun pada Januari 2011. Alasannya, Panji kesal setelah ia keluar dari NII tahun 2007.

Imam mengaku telah 20 tahun bergabung dengan NII, dengan jabatan terakhir Menteri Peningkatan Produksi. "Saya dianggap berkhianat," katanya.

Lengkapi data

Imam datang ke Mabes Polri untuk melengkapi bukti-bukti laporan dugaan pemalsuan dokumen pengurus yayasan yang dilakukan Panji. Bukti yang dia sampaikan hari ini antara lain contoh tanda tangannya selama lima tahun terakhir dan akta pendirian yayasan sejak tahun 1994. "Di situ saya dan Panji Gumilang sebagai pendiri," ucapnya.

Menurut dia, sebanyak 50 orang siap memberikan keterangan mengenai dugaan pemalsuan dokumen dan perbuatan makar yang dilakukan Panji. "Lima puluh orang siap bersaksi. Mereka mantan anggota NII," tambah Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com