Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin Berharap May Day dalam Festival

Kompas.com - 01/05/2011, 18:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar meminta agar aksi memperingati hari buruh internasional atau May Day digelar secara tertib tanpa ada kekerasan. Ia juga berharap, tahun berikutnya May Day diperingati dengan menggelar karnaval atau festival. 

"Saya bercita-cita ke depan perayaaan May Day ini dirayakan dengan karnaval atau festival," kata Muhaimin di Jakarta, Minggu (1/5/2011). 

Untuk mewujudkan hal itu, lanjutnya, memang membutuhkan waktu. Seperti halnya pemerintah memerlukan waktu untuk memenuhi semua kebutuhan para buruh. "Pemerintah terus berusaha memenuhi tuntutan, jadi harus sabar," kata Muhaimin yang juga Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu. 

Seperti diberitakan, puluhan ribu buruh menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah daerah. Di Jakarta, aksi terpusat di Bundaran Hotel Indonesia dan sekitar Istana Negara. Mereka menuntut realisasi janji pemerintah yang mengatakan akan meningkatkan kesejahteraan buruh. 

Menanggapi aksi tersebut, Muhaimin tidak merasa terganggu. Menurutnya, aksi yang digelar setiap 1 Mei sudah merupakan tradisi rutin. "Pada dasarnya peringatan 1 Mei boleh saja dilaksanakan tiap tahun, dilaksanakan dengan berbagai variasi. Ada yang syukuran, ada yang demo," ungkapnya. 

Pemerintah, lanjutnya, akan menindaklanjuti tuntutan para buruh yang disampaikan secara massal setiap tahunnya itu. Muhaimin lantas menyebutkan, ada tiga langkah yang dilakukan pemerintah dalam menindaklanjuti tuntutan yakni menyempurnakan regulasi terkait outsourcing, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan pemenuhan hak-hak para pekerja. "Kita akan memberdayakan pengusaha, pemerintah, dan serikat kerja buruh," ujarnya. 

Terkait pembahasan Rancangan Undang-undang BPJS, menurut Muhaimin, pemerintah akan kembali melanjutkan pembahasan pada 9 Mei. "Akan kita perdalam lagi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com