Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryadharma Sesalkan JAI Tak Mau Dialog

Kompas.com - 26/03/2011, 14:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan penyesalannya atas ketidakhadiran perwakilan Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) pada forum dialog yang diselenggarakan Kementerian Agama pada Rabu (23/3/2011) lalu. Menurutnya, dialog tersebut seharusnya bisa memberikan kejelasan bagi tiap kelompok baik yang pro Ahmadiyah maupun yang kontra.

"Tentu kami menyesalkan ketidakhadiran Ahmadiyah dalam dialog nasional, sangat disesalkan," kata SDA, sapaan akrabnya, Sabtu (26/3/2011) di sela-sela acara Muswil PPP Provinsi DKI Jakarta di Twin Plaza Hotel, Jakarta.

Menurut dia, dialog tersebut akan sangat produktif karena tidak hanya mendengarkan Ahmadiyah, baik dari JAI maupun Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI), tetapi juga menghadirkan ormas-ormas dan lembaga swadaya masyarakat. Ormas Islam yang turut diundang adalah Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), dan Forum Umat Islam (FUI). LSM yang turut diundang adalah Maarif Institute, Wahid Institute, dan Setara Institute.

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga dilibatkan dalam dialog yang diprakarsai Kementerian Agama itu.

"Di dalam dialog itu, kami berikan masing-masing pihak dengan berbagai macam pandangan diberi kesempatan. Ahmadiyah, misalnya, yang tidak bertentangan dengan Islam, silakan jelaskan ke publik. Demikian juga dengan MUI dan ormas yang bilang ajaran sesat, silakan jelaskan," kata SDA.

Kehadiran LSM dan para ahli hukum, menurut Suryadharma, juga penting untuk diperdengarkan pendapatnya. "Mengapa Ahmadiyah harus diberikan hak hidup, silakan jelaskan. Juga dihadirkan ahli-ahli hukum, HAM, demokrasi. Termasuk ahli-ahli mengenai Ahmadiyah yang sudah mempelajari Ahmadiyah. Silakan menyampaikan pandangan," papar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Dengan kehadiran seluruh elemen itu, Suryadharma mengharapkan terciptanya dialog yang berimbang karena muncul pandangan dari berbagai perspektif. "Jadi, kalau kemarin sampai tidak datang, sangat disesalkan," katanya menandaskan.

Sebelumnya, JAI menolak hadir dalam dialog nasional yang diselenggarakan Kementerian Agama itu. Menurut Juru Bicara JAI Zafrullah Ahmad Pontoh, pihaknya memutuskan tidak hadir lantaran Menteri Agama tidak netral karena sempat berniat untuk membubarkan Ahmadiyah. Zafrullah pun meminta dialog dilangsungkan secara terbuka agar masyarakat bisa melihat dan tidak keliru lagi memaknai Ahmadiyah. Padahal, Kementerian Agama ingin menggelar dialog tersebut secara tertutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilaporkan Nurul Ghufron Ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron Ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Nasional
Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com