Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyuap Rp 28 Miliar Masih Misterius

Kompas.com - 22/03/2011, 19:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus gratifikasi yang membelit mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan, sampai saat ini belum berhasil dituntaskan para penegak hukum. Terbukti, Kepolisian menyatakan belum dapat mengungkap unsur-unsur yang memberikan uang senilai Rp 28 miliar.

Salah satu alasan karena pernyataan dan keterangan Gayus yang dinilai selalu berubah-ubah. Hal ini tentunya mempengaruhi dalam usaha kepolisian untuk membuktikan pihak-pihak yang melakukan penyuapan pada Gayus.

"Kami belum bisa mengungkapkan unsur yang memberikan uang itu kepada Gayus. Kan ini dalam rangka siapa sebenarnya penyuap Gayus yang memberikan uangnya secara sah. Nah menurut ketentuan hukum yang ada, proses penyidikan, sampai hari ini belum diketahui bukti yang kuat terhadap pihak-pihak yang melakukan penyuapan terhadap Gayus," ungkap Kabag Penum Mabes Polri, Kombes (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Selasa (22/3/2011).

Namun, menurut Boy, Kepolisian telah memiliki saksi kunci yang mempunyai peranan penting dan mengetahui terkait penyuapan Rp 28 miliar pada Gayus Tambunan. Boy, menjanjikan dua hari lagi, Kepolisian akan mengumumkan saksi kunci tersebut. Saksi tersebut, lanjut Boy, selama ini sudah menjalani pemeriksaan oleh penyidik terkait keterangan-keterangannya yang berhubungan dengan kasus mafia pajak itu.

"Dua hari lagi kami akan sampaikan saksi kuncinya. Inisial belum bisa disampaikan. Saksi dan kemungkinan bisa jadi tersangka. Dia (saksi) berhubungan erat dengan kasus Gayus ini," terang Boy.

Uang senilai Rp 28 miliar itu pernah diakui Gayus di persidangan bahwa didapat dari hasil membantu telaah banding terhadap tiga perusahaan Grup Bakrie, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, dan PT Bumi Resources. Uang tersebut menurut pegawai pajak golongan IIIA itu diberikan oleh seorang terpidana kasus mafia hukum lainnya, Alif Kuncoro.

Namun pada perkembangan selanjutnya, Gayus menyatakan pernyataannya di pengadilan tidak benar, karena ia memberikan pernyataan tersebut, akibat tekanan dari anggota Satgas Mafia Pajak, Denny Indrayana. Keterangan yang simpang siur inilah yang menyebabkan, sampai saat ini penyuap Gayus Halomoan Tambunan, belum berhasil terungkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com