JAKARTA, KOMPAS.com — Selama tiga hari pemeriksaan dan penyelidikan teror paket bom buku, pihak Mabes Polri mengakui sedang mengupayakan sketsa orang yang mengantarkan paket untuk Ulil Abshar Abdalla, Gories Mere dan Yapto S Soerjosoemarno. Sketsa dibuat berdasarkan keterangan dari saksi-saksi di TKP. Sketsa tersebut masih di dalami oleh internal penyidik di Polri, belum dapat disampaikan pada masyarakat saat ini.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, resepsionis Kantor Berita 68H (KBR68H), Annisa Wulandari, menyatakan pria yang mengantarkan paket itu berciri-ciri kulit hitam, tinggi badan kira-kira 170 cm, mata agak celong, kumis grepesan, memakai topi dan jaket parasut. Polisi sendiri belum memastikan apakah kurir tersebut juga menjadi pelaku perakitan bom buku.
”Sketsa belum. Kalaupun ada, sedang diupayakan untuk internal dulu. Nanti kalau sudah siap, kami akan publikasikan kepada masyarakat agar dibantu pencariannya. Kami kan tidak bisa asal bikin sketsa,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kamis (17/3/2011).
Boy menyatakan, siapa pun yang menjadi pelaku, masyarakat tetap harus waspada dengan mengedepankan kepekaan sosial, terutama pada orang-orang asing yang tiba-tiba hadir di antara masyarakat.
”Masyarakat juga harus mengaktifkan kepekaan sosial terhadap orang-orang yang kemungkinan hadir di tengah-tengah kita, tapi orang itu tidak kita kenal secara baik, laporkan ke RT/RW,” tutur Boy.
Sampai saat ini polisi sudah memeriksa 12 saksi terkait kejadian tiga paket bom buku tersebut. Saksi paling banyak berasal dari KBR 68H. Sementara itu, untuk paket bom yang ditujukan kepada Ahmad Dhani, polisi baru memeriksa lima orang yang ada di rumah Dhani, termasuk satpam dan penjaga rumahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.