Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih Pilah-pilah Harta Gayus

Kompas.com - 14/03/2011, 18:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI hingga kini belum menemukan adanya unsur suap dalam berkas perkara Gayus Tambunan terkait dengan uang Rp 74 miliar dan Rp 28 miliar milik Gayus. Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komjen (Pol) Ito Sumardi mengatakan, pihaknya tengah berupaya menemukan unsur pencucian uang terkait kedua berkas perkara Gayus itu.

"Sekarang kan masih ada beberapa yang harus dilengkapi, jadi kita menyamakan dulu apakah yang Rp 28 miliar dengan Rp 74 miliar ini bisa masuk kategori money laundering (pencucian uang)," ungkap Ito saat berkunjung ke gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (14/3/2011).

Ito mengatakan, pihaknya tengah memilah-milah harta Gayus yang keseluruhannya mencapai Rp 100 miliar itu. Polisi meneliti mana harta yang merupakan hasil kejahatan dan mana yang merupakan milik pribadi Gayus. "Kan harus ditelusuri lagi kalau memang berasal dari gajinya dia, kan tidak bisa dikatakan itu. Kan kita tidak bisa membuat suatu kesimpulan bahwa semua yang dimiliki adalah hasil kejahatan," ujar Ito.

"Ini yang diminta jaksa supaya betul-betul dipilah mana yang dicurigai hasil kejahatanan dan mana yang diperoleh secara legal," sambung Ito.

Sebelumnya, pada 31 Januari, Kejaksaan Agung mengembalikan berkas perkara Gayus yang berkaitan dengan kepemilikan uang Rp 28 miliar dan Rp 74 miliar. Berkas tersebut sudah tiga kali dikembalikan karena dinilai belum lengkap. Saat ini, bekas masih P19. Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan, pihaknya menginginkan Polri menemukan unsur suap terkait berkas tersebut. Terkait kepemilikan uang Rp 28 miliar, Polri menjerat Gayus dengan pasal gratifikasi dan pencucian uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com